47. Jawaban

2.2K 288 40
                                    

Hye Kyo menutup pintu ruangan nya, agar pembicaraan nya tidak terdengar dari luar.

"Jangan membohongi ku" ancam Rio, Hye Kyo duduk dengan tenang di kursi kerja nya.

"Jangan membohongi ku" ancam Rio, Hye Kyo duduk dengan tenang di kursi kerja nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak membohongi mu, dia memang putri ku, bukan putri mu"

"Mata nya, bibir itu, semua milik ku"

"Susu coklat, daging masak merah, nasi, semua itu bukan kebetulan semata Hye Kyo-yaa" Rio sudah berani menyebut nama sekarang.

"Dan satu lagi, Paris, kita sama-sama tahu kenapa kamu menamai nya Paris dan kenapa aku menamai cafe ku Paris, karena kita menyukai kota itu beserta kenangan nya"

"Pergilah, dia bukan putri mu" usir Hye Kyo.

"Aku yakin dia putri ku"

Hye Kyo meraih gagang telpon di atas meja nya.

"Security, usir tamu di ruangan saya"

"Dengar, aku bisa mengajukan gugatan untuk melakukan test DNA pada Paris, jika kamu tak mau mengatakan yang sebenar nya" ancam Rio, ia lalu keluar ruangan tanpa nenunggu security datang.

Dan sejak hari itu, Paris tak pernah datang lagi ke Paris Caffe milik Rio, sang ayah tentu tak bisa tenang, jika Paris memang bukan anak nya, kenapa Hye Kyo melarang bocah itu kembali ke cafe nya? Dan sang bocah kini tak pernah Hye Kyo bawa lagi ke kantor, ia mencarikan sang putri pengasuh di rumah.

Hye Kye pun menemui Tae Hee, untuk berkonsultasi tentang masalah hukum yang akan Rio ajukan nanti, ia tentu harus bersiap-siap.

"Jika menurut mu Rio terlalu kekanakan, lalu apa sebutan untuk keegoisan mu yang ini?"

"Rio juga berhak untuk bertemu Paris karena ia ayah nya, dan Paris juga berhak tahu siapa ayah kandung nya, mumpung belum terlambat, katakan saja yang sebenar nya, kita tak akan tahu efek dari keras kepala mu ini akan seperti apa, jika Paris sampai tahu kamu melarang nya bertemu dengan ayah kandung nya sendiri" nasehat Tae Hee

"Aku bukan nya tak mau membela mu, tapi lihat, keputusan mu yang gegabah enam tahun lalu, membuat mu menyesal sampai sekarang bukan?"

"Apa kamu tidak kasihan pada Paris? Yang dalam hidup nya akan selalu dipenuhi dengan rasa penasaran akan keberadaan ayah kandung nya?"

"Kamu jahat Hye Kyo, memisahkan anak dari ayah kandung nya sendiri" Tae Hee terus memberi sahabatnya itu wejangan, untuk meluluhkan hati nya, tapi Hye Kyo hanya diam seribu bahasa dengan wajah tanpa ekspresinya itu.

"Dan kita pasti akan kalah, karena Paris memanglah anak kandung Rio, kita tidak bisa menolak fakta itu, akan lebih menyakitkan jika kamu kehilangan Paris di pengadilan, jadi, lebih baik beritahu Rio agar ia mengurungkan niat nya, buat perjanjian untuk mengasuh nya bersama, dari pada kamu kehilangan Paris dan tak bisa bertemu lagi dengan nya, padahal aku tahu seberat apa perjuangan mu dulu untuk membesarkan Paris dari semenjak di dalam kandungan"

"Aku pikirkan dulu" jawab Hye Kyo singkat, ia pun lantas pulang ke rumah dan melihat sang putri tengah menggambar di depan tv.

"Paris menggambar apa?" Tanya Hye Kyo menghampiri sang putri.

"Mama"

"Lihat ma, Paris menggambar kita bersama papa sedang mengunjungi pasar malam" jawab sang putri menunjukan gambar diri nya berada di tengah-tengan kedua orang tua nya, yang berada di dekat komedi putar, mendengar ucapan sang putri, Hye Kyo pun kembali teringat dengan perkataan Tae Hee.

Ucapan sang sahabat berhasil mengusik hati dan perasaan Hye Kyo, ia terus menatap wajah Paris semalaman, karena tak bisa tidur, Hye Kyo tentu tak mau kehilangan sang putri, ia tak bisa hidup tanpa Paris, anak semata wayang nya itu terlalu berharga untuk di tukar dengan apa pun di dunia ini, dan membayangkan ia akan berpisah dengan Paris membuat Hye Kyo ketakutan.

Tiga hari kemudian

Hye Kyo harus menurunkan keegoisan dan kekerasan kepala nya jika ia tak mau kehilangan Paris, dan demi sang putri, ia pun rela untuk menemui Rio di cafe nya.

"Dimana Rio?" Tanya dengan suara dingin dan ekspresi wajah yang datar, Jaehyun terkejut bukan main bertemu dengan Hye Kyo yang hampir sembilan tahun tak pernah ia lihat.

"R-rio di ruangan nya madam, mari saya antar" gugup nya, ia lalu membawa Hye Kyo ke lantai atas, dimana ruangan Rio berada.

Tok. . . Tok. . .

"Rio, ada tamu" beritahu Jaehyun dari luar.

"Ne, masuklah Jaehyun-ahh" jawab Rio dari dalam.

Ceklek

Rio tengah meracik kopi buatan nya sendiri untuk menemukan minuman terenak yang tak akan ada di cafe atau resto mana pun, dengan posisi membelakangi pintu.

"Saya permisi madam" pamit Jaehyun

Ceklek

Begitu Jaehyun menutup kembali pintu ruang kerja Rio, barulah ia menoleh, ia kaget dengan kehadiran sang mantan kekasih di cafe nya, kedua nya sama-sama terdiam, Rio dengan segelas kopi di tangan nya, berdiri menghadap Hye Kyo yang tengah mengamati interior ruangan yang nampak simpel, tapi nyaman itu, ia malah berjalan mengelilingi ruangan, dan saat berada di meja kerja Rio, Hye Kyo menemukan fotonya bersama Rio saat di Paris Perancis dulu terpajang di sana, dan Rio tak menyadari itu.

"Berarti dia belum menikah" batin Hye Kyo, dan entah kenapa dalam hati ia merasa lega mengetahui hal itu, Rio masih menatap nya penasaran dan membiarkan Hye Kyo yang seperti sedang berada di dunia nya sendiri.

#TBC

Grow Up, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang