Extra Part

292 18 1
                                    

Suasana sekolah hari ini benar-benar rame, kelas XII udah pada berpencar dari tadi pagi, apalagi setelah tadi pembagian hadiah lomba kemarin, sekarang acara intinya yang ditunggu, acara festival sekaligus ulang tahun sekolah. Hari ini juga datang para alumni, kayaknya ulang tahun kali ini bakal lebih rame dari sebelumnya.

Gue udah bawa beberapa kertas acara sekarang, karena ini terakhir kali angkatan kelas 12 bekerja di acara ini, jadi kita harus bener-bener manfaatin ini biar bisa jadi kenangan yang paling nggak bisa dilupakan. Menghela napas, gue masuk ke ruangan jurnalis yang udah ada beberapa anak-anak yang lain lagi sibuk ngobrol.

"Lagunya udah disiapin kan?" tanya gue pada Laskar yang masih natap laptopnya di samping Karina.

"Udah, jadinya lagu-lagu yang lagi trend sekarang. Kameramennya sama si Hafiz, yang wawancara juga si Dea," ucap Laskar menjelaskan.

Gue ngangguk. "Karina enggak wawancara?" tanya gue duduk di samping cewek itu.

"Enggak deh, lagi serak gue," katanya menunjukkan botol minuman kecil di meja.

Gue tersenyum. "Kebanyakan teriakin Laskar sih," ucap gue menggeleng pelan membuat Laskar mengangguk dengan satu tangan diangkat.

"Bener banget, karma," ucap cowok itu sewot.

Karina hanya mendelik, dengan satu tangan menarik rambut Laskar membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Tuh kan, macan lo," ucap Laskar melotot dengan tangan berusaha melindungi kepalanya.

Gue cuma tersenyum tipis, lalu membuka hape mulai membaca pesan masuk.

Juan : dimana?

Kening gue berkerut membaca satu pesan dari cowok itu.

Bukannya tadi gue dateng sama dia? Kenapa sekarang udah nanya dimana?

Gue bergerak membenarkan posisi duduk, mulai mengetikkan balasan.

"Acara dimulai sepuluh menit lagi, kita ke lapangan biar ada persiapan."

Gue menoleh pada seorang cowok yang kini berdiri di depan pintu, lalu menghela napas kembali menyimpan hape di saku.

"Gue deg-degan," ucap Dea tiba-tiba berdiri dengan memegang dadanya buat gue noleh dengan satu alis, "mau wawancara alumni yang masih mahasiswa, nggak kebayang," lanjutnya jadi senyum lebar dengan riang.

Hafiz di samping cewek itu hanya mendelik. "Coba fokus," katanya menepuk lengan Dea pelan.

Dea melengos. "Cemburu aja," katanya tersenyum menggoda.

Laskar yang tak mau tertinggal kini sudah ikut berdiri. "Gue ikut deh, jadi kameramen," ucapnya menaikkan alisnya sambil tersenyum.

Karina mendelik. "Kagak usah, ntar malah menelin cewek-cewek dia," sahutnya sudah melotot pada Laskar.

Gue hanya menggeleng. "Berduaan aja kameramennya, gue juga mau deh kalo gitu."

Keempat orang itu menoleh bersamaan membuat gue jadi nipisin bibir.

"Gue bilangin ke Juan lo," ucap Laskar dengan nada mengancam.

"Lah, kenapa lo jadi dukung Juan? Bukannya dulu lo nggak suka sama dia?" Gue menaikkan satu alis bingung.

Laskar berdehem. "Ya biar adil," kata cowok itu pelan lalu mulai melangkah keluar diikuti Karina yang sibuk membaca buku kecilnya.

Gue hanya mendelik, ikut keluar karena suara MC sudah terdengar, menyuruh semua murid untuk keluar kelas.

Gue juga degdegan.

...

Suara dari arah panggung sudah terdengar dari beberapa menit lalu, dengan Fara yang mengawali pembukaan lalu dilanjut si ketua OSIS yang menyampaikan pidato singkat tentang acara ini, selain itu semua siswa juga disibukan dengan hal yang sebenarnya tidak terlalu penting, kelas 10 dari tadi hanya duduk walau sebenarnya mereka sedang menikmati pemandangan di tengah lapangan, alumni sudah datang dengan seragam mereka masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adara, Ayo Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang