Cara terbaik melupakan adalah dengan tidak mengingat apa yang pernah dilalui sebelumnya.
__
Tips move on keempat ala Adara :
-Jangan pernah membuka kembali apa yang sudah dia berikan sama kamu.Kalo bisa buang atau kubur semua apa yang sudah dia berikan sama kamu, kayak barang-barang atau foto, surat apalagi. Selamat mengubur kenangan.
-Selamat membaca-
Gue turun dari motor Vespa berwarna biru muda itu, noleh ke arah Juan yang lagi-lagi sedang natap gue. Gue sebenarnya risi tapi mau protes juga gak enak, nanti disangka apaan sama dia.
Gue mencoba tersenyum seperti yang dikatakan Fara, mulai sekarang harus banyak tersenyum. Meski sulit, tapi gue akan tetap mencoba.
"Makasih ya tumpangannya, maaf gak bisa ajak masuk soalnya udah sore. Lo juga harus pulang," kata gue seramah mungkin.
Juan cuma ngangguk sambil lihat sekeliling rumah. "Its oke, gak papa. Itu bengkel punya siapa," tanya Juan.
"Bokap gue." Gue ikut noleh, tumben hari ini ramai banget.
Bengkel bokap gue emang bersebelahan dengan rumah. Sebenarnya dulu tuh itu pekarangan rumah yang selalu gue pakai main, cuma terlalu luas ayah jadikan bengkel, selain karena itu biar dekat, ayah bisa ngontrol setiap hari.
"Pegawainya udah banyak ya, kayak rame gitu." gue ngangguk, bingung mau nanggepin apa.
"Ya gitu deh, mereka bukan pegawai semua. Ada yang lagi magang dari SMA," kata gue seadanya.
"Oh, pantesan. Eh seumuran Lo dong," kata Juan buat gue mengerutkan kening. Emang kenapa.
"Gak gangguin Lo, kan." Gue nahan tawa saat melihat raut wajah Juan yang serius.
"Enggak, lah. Paling cuma nyapa doang," kata gue mengalihkan pandangan ke bawah, lebih tepatnya pada sepatu gue.
"Ya itu salah satunya Adara. Gak heran sih, mereka yang tiap hari di sekolah sama cowok semua eh tiba-tiba ketemu cewek cantik tiap hari." Juan terkekeh membuat gue sedikit salah tingkah. Aduh Adara, sadar oke dia Juan.
"Apaan sih Lo, udah ya gue ke dalam dulu. Sekali lagi makasih," kata gue tanpa tersenyum.
Juan lagi-lagi ngangguk. "Gue pulang."
Gue lihat motor Juan udah agak jauh, gue melangkah menuju rumah, tapi sebelum itu suara di pinggir sana terdengar, membuat gue hela napas.
"Baru pulang Dar, sama siapa tuh. Kayaknya beda lagi," ucap seorang laki-laki yang umurnya mungkin sama seperti ayah.
"Iya Pak, temen." Gue tersenyum tipis, gak sengaja gue lihat anak-anak magang yang ternyata lagi merhatiin gue juga.
Gue langsung pamit hindarin mereka, yang nyapa gue itu pegawai pertama ayah gue. Makannya udah rada akrab.
Gue masuk ke rumah dan melihat ruang keluarga berantakan banget, gue paling gak suka lihat beginian. Ini pasti kerjaan adik cowok gue. Iya selain punya abang, gue juga punya adik cowok, kadang gue sempat kepikiran kenapa gue gak punya kakak perempuan, kayaknya asik kalo diajak curhat tuh nyambung gak kayak abang gue yang malah belain spesiesnya.
Setelah menyimpan tas di sofa gue ambil sapu, ada banyak sampah plastik bekas makanan ringan. Kok gue gak bisa nyangka yang baik-baik, ini makanan yang gue beli bukan ya.
Gue segera berlari ke dapur, membuka kulkas dan benar, es krim coklat sama minuman gue habis. Gue buka lemari dapur dan ah makanan ringan yang gue beli habis semua. Ini stok untuk satu bulan lho, biar gue gak beli bolak balik. Emang dasar adik luknut, nyesel banget gue simpan semuanya di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adara, Ayo Move On (END)
Novela Juvenil"Adara, ayo move on!" Bukan sebuah ajakan, namun itu perintah. Adara Tsabita, siswi kelas 12 Bahasa 1 yang merupakan ketua jurnalistik yang sebentar lagi akan lengser, baru hari pertama masuk sekolah sudah mendapat berita terkait kekasihnya yang ber...