20. Awkward

484 40 0
                                    

Selamat membaca

Juan Arvirendra
Heh! Lo dimana?

Gue mengernyit saat membaca pesan dari Juan.

Juan Arvirendra
Adara Tsabita, cewek yang nggak bisa move on dari Rigel Antares.
Balas pesan gue, plis.
Gue mau ngomong nih.


Wah cari gara-gara ini cowok. Maksudnya apa coba.

Adara Tsabita
Apa sih jomblo!

Juan Arvirendra
Dih, jomblo teriak jomblo
Dar, gue ke rumah lo ya sekarang
Tungguin, jangan tidur dulu

Adara Tsabita
Mau ngapain sih?
Jangan aneh-aneh deh.

Juan Arvirendra
Ada yang mau gue omongin.

Lagi-lagi gue mengernyit saat membaca pesan terakhir itu. Juan itu orangnya random, ya?

Mengabaikan pesan Juan. Gue kembali membaca kisi-kisi, tadi kita bertiga nggak belajar bareng karena tiba-tiba merasa nggak enak sama suasana. Akhirnya kita memutuskan untuk belajar masing-masing di rumah. Ya, meski ada sedikit debat sama Pak Hasan. Tapi Juan lagi-lagi bisa membuat Pak Hasan luluh, dia bilang gue ada masalah di rumah. Tck, nggak tau gimana Pak Hasan bisa percaya gitu aja. Tapi gue harus berterima kasih sama Juan.

"DEK, ADA TEMEN TUH DI LUAR. TEMUIN GIH, KASIHAN!"

Gue terperanjat kaget saat mendengar teriakan Bang Albi dari luar kamar. Menghela napas, gue menyibakkan selimut lalu menyimpan kisi-kisi ke meja belajar. Pasti Juan.

"Nggak usah teriak bisa, 'kan? Punya abang nggak ada akhlak," gerutu gue turun dari tangga. Lihat Bang Albi yang malah cengengesan tak jelas.

"Siapa lagi, Dar? Udah ganti aja," ucap Bang Albi dengan senyum jailnya.

Gue hanya memutar bola mata malas, membuka pintu. Terlihat seorang cowok sedang menunduk menatap ponselnya, topinya yang khas kali ini dibalik ke belakang.

"Mau ngapain lo ke sini?" tanya gue masih berdiri.

Gue lihat Juan diam sambil menatap gue dari atas sampai bawah dengan sebelah alisnya yang dinaikkan.

Wah, nggak sopan ini cowok.

"APA!" Gue sedikit berteriak membuat dia tergelonjat sambil megang dadanya.

Dia kagetan, ya?

"Ck, kenapa sih Adara. Lo nggak bisa nyante sama gue, bawaannya tuh marah mulu." Juan menyimpan ponselnya di saku jaket lalu duduk di kursi tanpa gue suruh. Dih, tamu macam apa?

"Lagian elo liatin gue kayak gitu, nggak sopan tau nggak?" Gue ikut duduk di samping Juan.

"Ya elo, lucu aja pake baju itu," ucapnya terkekeh.

Gue langsung nunduk buat lihat baju yang gue pakai.

Kaos pendek putih bergambar Nobita, dan celana pendek selutut berwarna hitam. Ah, ada yang salah?

Lupakan.

Gue menghela napas berat. "Suka-suka gue lah," ucap gue menatap ke depan.

Hening.

Gue mengetuk-ngetuk lantai dengan kedua kaki saat suasana berubah canggung. Melirik Juan yang hanya diam sambil menatap ke depan, sesekali cowok itu menghela napas.

Adara, Ayo Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang