39. Cerita Cinta

292 36 3
                                    

"Selamat siang semua... Gimana nih kabarnya? Hari Kamis harus tetap optimis ya, biar manis kayak neng Anis, canda Anis, heheh,"

Gue melotot pelan ke arah Laskar, lalu Karina yang mengusap dahinya lelah.

"Kayaknya gue nggak perlu kenalan, semua udah tau gue siapa," lanjut cowok itu tersenyum lebar dengan bangga.

Gue mengacungkan tangan, memberi kode agar cowok itu mempercepat pembukaan.

Istirahat kedua, hari kamis ini, bagian radio sekolah, ekstra kurikuler jurnalistik dan radio atau bisa disebut broadcasting di sekolah ini memang belum dipisah kayak di sekolah lain, jadi kita harus membagi dua tim yang menyiapkan radio dan penyiaran buat para wartawannya sekolah. Tetapi anak-anak yang di bagian itu lagi pada sibuk nyiapin buat ulang tahun sekolah. Jadi diambil sama kita bertiga sebagai anggota utama.

Jadwal untuk penyiaran radio kita ambil hari Rabu dan Kamis, sementara pengunggahan di blog sekolah sebenarnya hari Selasa dan Rabu, tapi kadang tiap hari jika diperlukan.

"Ya udah, karena gue udah selesai, kita lanjut aja ke intinya ya, bacain beberapa cerita yang udah kita pilih," kata cowok itu mulai serius, "pembacanya seperti biasa, Karina, ratu gosip kita, silahkan."

Karina di samping Laskar, hampir saja mengumpat jika ia tak lupa sudah di depan mic, gadis itu mendelik tajam lalu menghela napas panjang, menormalkan wajahnya.

Gue hanya liat dari depan dengan dibatasi kaca yang lumayan besar. Lalu mengatur audio mixer di depan gue, sebenarnya gue belum cukup paham semuanya, gue hanya tau intinya aja, seperti mengendalikan volume suara dan mengatur nada.

Karina mulai tersenyum, gue mengacungkan tangan berniat menghitung.

"Mulai...."

Cewek itu berdehem sebentar lalu mulai membacanya dengan tenang. Laskar di sampingnya menatap cewek itu serius.

"Hai, langsung aja ya karna waktu kita nggak lama, kita ke cerita pertama... Cekidot."



"Hari itu aku bertengkar dengan dia, ini kali pertamanya semasa hubungan, sebelumnya kita akur-akur aja, bahkan setiap ada masalah kami selalu membicarakannya baik-baik. Tapi hari itu dia beda banget, dia diem aja pas aku tanya kenapa, aku menatap matanya, kalo dia lagi marah mata dia selalu berubah tajam, seperti hari itu. Aku nggak akan nyalahin dia, karena aku tau seberapa susah dia buat nahan nggak marah pas aku tanya-tanya, tapi aku hanya kecewa, aku takut dia mulai nggak terbuka lagi sama aku, dia kayak berubah. Aku harus gimana ya?"

Laskar mengerutkan keningnya. Sedikit merasa tak nyaman dengan cerita yang dibacakan Karina.

Wajar aja sih, kita baru pertama kali baca cerita cinta kayak gini.

Gue mengangguk saat Karina menatap gue.

"Buat cowoknya, coba bicarakan lagi ya, cewek itu emang gampang overthingking, kalo emang ada masalah ceritain aja, kita malah seneng kalo pacar kita tuh terbuka, itu artinya si cewek ngerasa berharga dan bisa diandelin, sebaliknya kalo lo diem aja nggak cerita apapun cewek lo bakal mikir kek 'buat apa sih gue ada di samping dia kalo dia aja nggak mau cerita masalahnya' pokoknya dia bakal ngerasa nggak guna gitu."

"Buat ceweknya sabar aja, mungkin dia emang lagi butuh waktu sendirian buat nenangin diri, kalo dia udah baikan dia pasti datang lagi. Dan buat kalian berdua, akur-akur ya, biar pas lulus nanti ada pasangan, heheheh...."

"Oke untuk cerita kedua...."

"Aku nggak tau harus mulai dari mana, tapi rasanya aku lagi bingung banget karena ada dua cowok yang lagi deketin aku, sebut saja cowok A adalah cowok yang pernah aku suka, tapi dulu dia nggak suka sama aku, tapi sekarang setelah aku ngelupain dia, cowok A malah ngejar aku, padahal dia tau aku lagi deket sama cowok B yang juga adalah temen lamaku, aku bingung harus pilih siapa, kalo aku pilih cowok A, aku takut nyesel, karena bakal canggung juga sama temen aku itu. Ini kayak hati aku diisi dua orang nggak sih? Bisa nggak sih aku mau bareng sama mereka berdua tanpa ada yang tersakiti?"

Adara, Ayo Move On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang