-Selamat membaca-
"Jun, lo pacaran sama Adara kelas bahasa 1 itu? Kok bisa, sih? Mantan Rigel, 'kan?"
"Jun, serius sama Adara? Adara yang gagal move on itu?"
"Jun, Adara ... lo udah nembak dia beneran? Gue kira, lo cuma becanda."
"Jun, bukannya Adara nggak bisa move on dari Rigel, ya?"
"JUAN UDAH GAK JOMBLO LAGI GUYS, DIA SUDAH MENEMUKAN CINTA SEJATINYA, EAKS."
"Juan mah levelnya tinggi ya. Aku mah apa, cuma ampas kopi kapal api."
Gue mendengus kesal saat melihat Snapchat si bule Ellie, rasanya gue pengen lempar ponsel ini ke lapangan.
Tapi gue ingat, ini kan ponsel Fara. Bisa-bisa dia ngamuk.
Gue melihat cowok bertopi itu hanya diam sambil menatap ponselnya, kayaknya main game.
"Jun, jawab kek. Lo bikin satu sekolah heboh tau nggak," teriak si pemilik hape sambil menggoyangkan tangan Juan.
Cowok itu hanya mendelik. Lalu kembali pada hapenya, dih so keren banget.
"Gue nggak pacaran, elah. Siapa yang nyebar duluan sih, belum apa-apa juga."
Gue membelak. Setelah Juan mengatakan hal itu, gue mendengar teriakan heboh dari para penghuni kelas.
"WOO JUAN TUMBEN BLAK-BLAKAN."
"JUAN GERCEP JUGA YA."
Gue menyimpan ponsel Fara di meja dengan sedikit membantingnya. Membuat Fara berteriak kaget.
"Heh, elo. Hape gue ini," ucap Fara mengambil ponselnya lalu mengusapnya pelan.
"Siapa sih, yang nyebar gosip murahan itu," ucap gue frustasi.
"Adara, elo mending kasih klarifikasi aja deh. Dari pada misuh-misuh nggak jelas gini," ucap seorang cowok tiba-tiba datang lalu berjongkok di depan meja gue, dengan kedua tangannya di lipat di meja.
"Klasifikasi gimana? Gue nggak mau," ucap gue mendengus.
Maksudnya gue sama Juan klarifikasi di medsos gitu? Bikin video berdua?
Hih, males.
"Dari pada lo kayak gini," ucap Laskar menatap gue dengan sebelah alis yang dinaikan.
"Bodo lah deuh, lieur."
Gue mengacak rambut frustasi. Lalu menyimpan kepala di meja menghadap ke sebelah kiri, membelakangi Fara dan Laskar.
Gue mengernyit saat merasakan ada yang mengusap lembut rambut gue.
"Lo sabar ya, jadi anak SMA emang gini. Salah sendiri mau deket sama mereka," ucapnya pelan, "coba dulu lo terima gue aja, langgeng sampe sekarang."
Gue menegakkan kepala menatap tajam laki-laki itu yang malah cengengesan tak berdosa.
Fara malah tertawa keras. "Yah, belum kelar ya, Las?"
Gue mendelik ke arah mereka.
"Musnah aja lo berdua," ucap gue menggebrak meja.
***
Istirahat pertama ini, gue habiskan di ruang jurnal, niatnya pengen ngadem biar pikiran gue lebih tenang.
Gue membuka handpone, memainkannya. Nggak sengaja gue lihat snapgram emm-- Rigel, gue buka nggak ya?
Kalo gue lihat, entar dikira gue kepo sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adara, Ayo Move On (END)
Novela Juvenil"Adara, ayo move on!" Bukan sebuah ajakan, namun itu perintah. Adara Tsabita, siswi kelas 12 Bahasa 1 yang merupakan ketua jurnalistik yang sebentar lagi akan lengser, baru hari pertama masuk sekolah sudah mendapat berita terkait kekasihnya yang ber...