[21+ please be wise]
•••
Tita duduk di tepi ranjang sembari tangannya memanjang untuk menaruh ponsel di atas nakas. Dia kemudian mengamati Gellar yang menguap, mengundang senyum geli di bibir Tita sebelum dirinya mengusap tulang pipi cowok itu.
"Ta, Ta, jangan dipegang-pegang yang itu," Gellar menghindar. "Sakit."
Tita menurunkan tangannya. "Mau ke rumah sakit?"
"'Ngapain?"
"Nonton tivi."
Gellar nyengir setengah ketawa denger Tita ngelawak. "Gak usah, lah. Bukan mau sekarat juga."
"Lagian ngapain, sih, kemarin habis berantem gak langsung ke sini?"
Iya, Tita juga baru tahu kalau Gellar berantemnya siang, tapi dia baru ke kos tengah malam tanpa memberi kabar apapun sebelumnya soal kejadian yang membuat cowok itu babak belur.
"Sibuk."
"Sibuk ngopi sama anak-anak?"
Gellar berdecak mendengar Tita pagi-pagi mengomel, tapi tak menjawab karena itu memang benar. Dia juga gak mau datang ke Tita pas masih berdarah-darah. Membuat Tita khawatir adalah hal terakhir yang akan ia lakukan di dunia.
"Mau sarapan sekarang, gak? Eh, tapi sakit gak sih kalau buat makan?" tanya Tita karena sudut bibir Gellar memang terluka.
"Sakit. Tapi masa gue mau puasa sampai minggu depan?"
••
Gellar mengecup pipinya. "Kangen."
"Kangen siapa?"
"Kangen elo."
Tita mencebik gak percaya. "Kangen apanya?"
"Kangen elonya."
Satu kecupan lagi di pipi lalu di rambut.
"Kangen ngapain?"
"Yang pertanyaannya mancing-mancing begini, nih, yang bikin gue jadi mikir aneh-aneh."
••
Gellar terkekeh menyatukan dahi setelah mengakhiri pagutannya. "Yang begini bilang gak kangen?"
"Diem."
"Gengsi dipiara."
Laki-laki itu seharusnya bercermin dan sadar diri.
•••
Read this full story only on Karyakarsa.
Name account: Karyakarsa
Title : Gellar & Tita — Gengsi
KAMU SEDANG MEMBACA
kiss me more.
Teen Fiction[21+] "can you kiss me more? we're so young and we ain't got nothing to lose." 23/12/21 - 25/07/22