43. D-day! (1)

464 51 26
                                    


VOMENT DULU BARU BACA!

DISINI NANTI ADA YG MAU IKUT GIVE AWAY GASIEEE? TAKUT NGADAIN TP GAADA YG IKUTTT HUHUHUUU😩

JANGAN LUPA BACA BAGIAN BAWAH!

HARUS AKTIF DI CERITA INI! VOTE, KOMEN DAN KALO BISA KALIAN HARUS SHARE KE TEMEN-TEMEN KALIAN CERITA INI! KARENAAAA BAKAL ADA GIVE AWAY DI CHAPTER 50 NANTI YEAYY🥵🥳

OKE SEGITU AJA SELAMAT MEMBACA

***

Keena adalah mutiara milik Lorenzo yang kini sudah dilapisi berlian. Jika ia disentuh sembarang orang dengan kasar, para lelaki kejam yang akan menghantam.

Alunan musik dan banyaknya orang yang berlalu lalang di SMA Graha Nusa menjadi bukti bahwa acara kini sudah dimulai. Stand yang terjajar-pun sudah dipenuhi oleh berbagai sponsorship bahkan, tamu dari luar yang memiliki tiket sudah hampir sepenuhnya hadir.

Vinzie kini sedang berada disamping donatur terbesar acara ini. Ya, tuan Aleksey, kakek Keena. Entahlah, agak sedikit nervous baginya karena berhadapan langsung dengan kakek Keena, belum lagi nanti disusul oleh tuan Evano.

"Hai dad" Ujar seseorang dengan suara berat sambil menjabat tangan orang yang ia sebut 'dad' itu.

"Vano .... Sendiri?" Jawab lelaki paruh baya itu.

"Vano datang buat jadi papinya Keena, ngga ada kaitannya sama business dad" ujarnya membuat Aleksey mengangguk. karena ya, yang datang adalah Evano.

"Istri kamu tidak datang?"

"Datang .... Nah, itu dia" Evano menunjuk wanita yang umurnya sudah berkepala empat, namun tetap cantik dan rupawan. Sebagai bukti, lihat saja, kini Thalita sudah menjadi tatapan penuh puja orang-orang yang hadir.

Evano mengelus tengkuknya dan berbisik kepada Thalita "Aku ngga suka kamu dandan secantik ini" ujar Evano membuat Thalita memutarkan matanya malas. Sudah muak dengan sikap posesif lelakinya itu.

Vinzie mematung, semakin nervous dibuatnya. Tiba-tiba saja pikiran negatif menyerangnya begitu saja. "Apa nanti gue pantes buat bersandingin sama Keena yang keluarganya saja sudah mendekati kata sempurna" ujarnya dalam hati, namun ia segera menggeleng dan memulai percakapan dengan mereka bertiga.

"Baik, permisi tuan Aleksey, tuan Evano dan tante—" ujarnya terputus karena belum mengetahui nama ibu dari perempuan itu. Oh iya, jika dipikir-pikir Vinzie belum banyak mengetahui semuanya tentang Keena. Secepatnya ia akan segera mencari tahu apapun tentang Keena.

"Thalita" Ujar Thalita tersenyum manis, senyumnya mirip sekali dengan Keena membuat Vinzie tenang dan tidak begitu nervous.

"Iya, tante Thalita— mari saja tunjukkan jalannya menuju ruang VVIP" Ujar Vinzie lagi.

"Nak Vinzie?" Ujar Evano sembari membaca name tag yang ada di jaz osis milik Vinzie.

Sumpah, jantung Vinzie serasa berhenti sekian detik kala Evano menyebut namanya. Rasa senang dan terkejut yang bersamaan membuatnya kembali nervous bukan main.

"Iya tuan?" Tanya Vinzie akhirnya tetap berwibawa.

"Jika boleh, saya ingin saya dan istri saya ditempatkan di tempat orang tua murid saja" Ujar Evano lagi.

"Tentu, akan saya tunjukkan jalannya mari" Ujar Vinzie, namun sebelumnya ia mencari orang untuk membawa tuan Aleksey ditempat VVIP, dan untungnya ternyata kepala yayasan sendiri yang akan mendampingi tuan Aleksey. Ya, tuan Gunadhya, ayah Vinzie.

Queen of peaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang