VOMMENT DULU BARU BACA!
GENKK AUTHOR BENERAN MAU ADAIN GA! GAADA YG IKUT JG GPP TP JANGAN SAMPEE HUHUU:((
JANGAN LUPA BACA BAGIAN BAWAH!
HARUS AKTIF DI CERITA INI! VOTE, KOMEN DAN KALO BISA KALIAN HARUS SHARE KE TEMEN-TEMEN KALIAN CERITA INI! KARENAAAA BAKAL ADA GIVE AWAY DI CHAPTER 50 NANTI YEAYY🥵🥳
OKE SEGITU AJA SELAMAT MEMBACA
*
**
V
inzie memasuki toilet dengan sedikit kesusahan karena tangannya yang masih di infus dan harus membawa infusnya seorang diri. Sepertinya Argo tak ada niatan untuk membantunya. Baru beberapa langkah memasuki toilet, matanya langsung tertuju pada wadah sabun yang kosong membuatnya berdecak.
"Go, Argo, tolong bawain sabun di laci bawa sini" Ujar Vinzie didalam toilet, namun tidak ada balasan ataupun sahutan dari sahabatnya itu. "Go, lo denger gue ngomong ngga sih" Ujar Vinzie jengkel.
Karena belum juga mendapat respond dan balasan dari Argo, Vinzie memutuskan kembali keluar dari toilet untuk mengambil sabun seorang diri. Namun, ketika ia kembali keluar, disana tidak ada Argo. Tak begitu peduli, akhirnya Vinzie hanya mengambil sabun dan kembali memasuki toilet, namun suara Argo yang sepertinya sedang berteleponan terdengar di telingannya. Vinzie yang penasaran karena tidak biasanya Argo mengangkat telepon sejauh itu, mendekati sumber suara milik Argo dan didapati Argo dibalik jendela rumah sakit dekat balkon. Vinzie melihat raut Argo yang gelisah sebelum akhirnya ia mendengar ucapan Argo yang benar-benar ia tak ingin mendengarnya.
Argo meneguk salivannya susah payah "Jadi— Keena bisa diculik karena—"
"KEENA DICULIK?" Ujar seseorang menanggapi dengan api membara dikedua bola matanya serta rahang yang mengeras sempurna membuat Argo segera menurunkan ponselnya.
"Nn—nnggak gitu, dengerin gu—"
Bughh
"Dimana Keena sekarang!" Ujar Vinzie dengan nyalang menatap kearah Argo.
"Ggue ngga tau, yang lain masih nyoba nyari"
"Bajingan"
Bughh
Vinzie kembali memukul Argo untuk melampiaskan amarahnya, karena Argo tak jujur padanya selama ini. Padahal Vinzie sudah amat gelisah perihal Keena yang belum juga sampai.
Vinzie menarik infus yang menempel dari tangannya dengan gesit membuat Argo melongo dan mengambil jaket untuk ia sampirkan pada tubuhnya tanpa berganti pakaian terlebih dahulu, namun tak lupa membawa ponselnya.
"Vin, lo mau kemana bangsat" cegah Argo yang berdiri di depan pintu karena kondisi Vinzie belum sepenuhnya pulih.
"Minggir" ujarnya dengan suara berat dan serius.
Argo menggeleng dan menutup matanya, kembali bersiap jika ia harus kembali mendapat amukan Vinzie.
Vinzie menarik Argo dengan tenaganya yang tak main-main membuat Argo tergeser di pinggir pintu dan Vinzie segera keluar setelahnya. Vinzie menajamkan pandangannya, rahangnya mengeras dan kepalan tangannya membuat kubu-kubu kukunya memutih. Ia berjalan melewati koridor rumah sakit dengan gamblang.
"Loh Vin, kok lo—"
Bughh
Tanpa ba bi bu, Vinzie memukul telak Karrel yang baru tiba dan berpapasan dengannya di koridor rumah sakit. Karrel yang belum faham hampir ikut terjerat emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of peace
Ficção AdolescenteCerita ini bakal buat kalian baper dan jatuh sejatuh jatuhnya!! Tak hanya itu cerita ini juga memiliki humor karena pemerannya. 15 remaja lelaki yang amat di agungkan dan di puja jelas berada pada cerita ini, 5 orang lelaki sang pembalap jalanan dan...