55. i promise to kill your social life

209 19 19
                                    

VOMMENT DULU BARU BACA!
ALHAMDULILLAH BISA UPDATEEE MAAFF YAAA😩😔

YUKKK SELESEIN CERITANYA BARENG-BARENG YAAA, KALIAN HARUS SAMA AUTHOR SAMPE AKHIRR!! AUTHOR TAU BGTTT SIAPA YG NGIKUTIN AUTHOR DARI AWALLL KARENA KOMENANYAA NANTI GIVEAWAYNYA DIGABUNG SAMA PART AKHIR YAAA!!

JANGAN LUPA BACA BAGIAN BAWAH!

HARUS AKTIF DI CERITA INI! VOTE, KOMEN DAN KALO BISA KALIAN HARUS SHARE KE TEMEN-TEMEN KALIAN!

OKE SEGITU AJA SELAMAT MEMBACA🤗

***

Tinggal menghitung hari untuk sampai di hari ulang tahun Keena. Rasanya ada sedikit kelegaan yang dibubuhkan rasa takut akan kegagalan. Emosinya saat ini terhadap siswa disini tidak begitu memuncak seperti sebelum-sebelumnya. Ia justru takut jika rencananya tak berarti apa-apa dan hanya menghasilkan letih saja untuk dirinya.

Saat ini Keena, Ezra, Carla, dan juga Cassie sedang bersiap untuk pelajaran olahraga yang kali ini sepertinya akan bermain dengan bola basket untuk mengambil nilai ujian praktek tengah semester.

Ketika sampai pada giliran Keena, ia mencoba untuk mendribble bola basket untuk ia masukkan kedalam ring sakral yang rasanya sulit sekali untuk bisa memasukkan bola besar di tangannya pada ring yang besar lubangnya hanya berselisih sedikit dengan besar bola basket ini.

Shoot!

Dari lima kesempatan, Keena hanya dapat memasukkan tiga bola basket kedalam ring. Setidaknya tidak lebih buruk dari gagalnya, pikirnya. Baru saja Keena kembali duduk di samping teman-temannya yang lain, desas desus yang dikeluarkan teman-temannya membuat Keena sedikit terganggu dan memutuskan untuk bertanya.

"Ada apa sih, berisik banget orang-orang" ujarnya kepada ketiga temannya.

"Ini ada kecelakaan di depan sekolah, ada truk oleng terus nabrak mobil lain yang lewat" celetuk Carla sambil menunjukkan foto kejadian kepada Keena.

Keena melihat sekelebat setelah itu ia segera memalingkan pandangannya kearah lain. Baginya sangat dejavu sekali hingga membuatnya sesak dan sedikit pusing. Tepat pada saat ia memegangi kepalanya, bola basket dengan kebetulannya menghantam kepalanya lumayan kencang yang membuatnya nyaris tersungkur, namun segera ditanggapi oleh Cassie.

"Woi apaan sih monyet, lu kalo gabisa main basket ya seengganya jangan bego banget. Ring basket ada di sebelah sono, ngapa jadi kesini" cecar Cassie yang tak habis pikir.

"Gapapa na—, yaampun na hidung lo!" Ujar Ezra terkejut.

"Kenapa?" Tanya Keena sembari memegangi hidungnya.

"Kita ke uks sekarang ayo" ujar Cassie yang panik dan segera meminta izin kepada pak kholik, guru yang mengajar pelajaran olahraga kali ini.

Keena hanya menurut, karena bagimanapun ia memang tidak akan bisa menahan rasa pusing yang menjadi luar biasa ini. Keena segera dipapah oleh Cassie untuk segera menuju uks.

"Gue kantin dulu ya, beli teh anget" ujar Ezra yang diangguki okeh carla, namun mendapat protesan dari Cassie.

"Lah di uks kan ada teh anget tolol"

"Gue males buatnya, lo yang buat mau?!" Ujar Ezra sarkas dan mendapat putaran bola mata malas oleh Cassie.

Setelah sampai di uks yang saat ini sepi, Cassie segera membaringkan tubuh Keena di atas kasur. "Vinzie mana deh, gue seharian ini ngga liat dia perasaan" tanya Cassie yang kemudian dijawab oleh Keena lemah.

Queen of peaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang