18

1K 222 141
                                    

ADMIRABILIS

HunKai
Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy

Hola am bek, awas kesandung typo, terima kasih untuk VoMent kalian di chap sebelumnya, terima kasih dan jangan lupa VoMent di chap ini yaw, selamat membaca, semoga terhibur, sampai jumpa segera.

NB : Bulan Februari atau Maret aku rilis PDF HunKai, mohon dukungannya yaw, untuk harganya aku patok sekitar 30 rb, halamannya pasti ratusan soalnya aku nulis pasti bertele-tele engga jelas haha... tunggu ya semua.

Previous

Jongin mengerutkan dahinya dan menahan bibirnya untuk tidak bergetar tapi dia tidak bisa, pada akhirnya dia memeluk Sehun erat dan menangis. Mimpi semalam benar-benar mengganggunya, Jongin tidak ingin melihat ibunya sakit dan sedih. Jongin tidak ingin kehilangan ibunya.

"Aku tidak bersalah, orang-orang Evander itu yang bersalah. Kenapa aku harus diasingkan ke pulau ini?" Jongin mulai mengeluh. "Ini tidak adil, aku ingin pulang sekarang juga. Aku tidak mau menunggu dua puluh tahun lagi di sini."

"Jika Eunwoo dan yang lainnya melihatmu seperti ini, mereka pasti akan sedih." Sehun mencoba menenangkan Jongin semampunya.

"Mereka juga pasti ingin pulang. Kerajaan Galen dan hukumnya memang brengsek, sialan." Jongin masih melampiaskan seluruh kesedihan serta amarahnya. "Kenapa Eunwoo dan Mingyu harus diasingkan hanya karena mereka sepasang kekasih Vampire dan Warewolf?! Kenapa Baekhyun dan Chanyeol harus kehilangan seluruh keluarga mereka, hanya karena mereka ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik?! Aku benci Kerajaan Galen!"

Sehun memeluk Jongin sampai dia benar-benar tenang, dan hari itu pada akhirnya Jongin tidak mengikuti Sehun pergi ke pondok tepi pantai. Saat Eunwoo, Baekhyun, Mingyu, dan Chanyeol bertanya kepada Sehun tentang keberadaan Jongin. Sehun hanya menjawab jika Jongin sedang merindukan rumah, dan dia tidak ingin keluar dari kamarnya.

Semua orang bisa mengerti perasaan Jongin. Hari itu semua orang bekerja dengan wajah-wajah yang terlihat sedih. Merekapun merindukan rumah, merindukan keluarga, merindukan tanah kelahiran, mereka sendiri.

DELAPAN BELAS

Jongin sedang menulis di buku catatannya tentang hal-hal apa yang ingin dia lakukan di pulau ini, selama kurang lebih dua puluh tahun mendatang, saat pintu cottagenya diketuk dari luar. Jongin memeriksa dari jendela, Sehun datang dengan membawa keranjang bambu di tangan kanannya. Jongin membuka pintu dan mempersilakan Sehun untuk masuk.

"Kau sudah makan malam?" Sehun bertanya dan Jongin menjawab dengan gelengan pelan.

"Mereka membakar ikan setelah bekerja, makanlah. Mereka memintaku membawakan ikan bakar untukmu." Sehun membuka tutup kain keranjang bambu, ada satu ekor ikan bakar berukuran sedang di dalam sana.

"Terima kasih." Balas Jongin pelan mengambil alih keranjang bambu yang Sehun pegang, menutup buku catatannya supaya tidak terbaca oleh Sehun. "Kau akan makan malam bersamaku?"

"Jika kau butuh teman, akan aku temani."

"Duduklah." Ucap Jongin kemudian diapun bergegas menyiapkan makan malam untuknya dan Sehun setelah mencuci tangan terlebih dahulu.

Sehun dan Jongin duduk berhadapan memulai makan malam bersama. Jongin masih terlihat sedih bahkan sampai malam.

"Apa yang kau lakukan di sini selama aku pergi membantu di pondok?"

"Membaca, tidur, mandi, sedikit membersihkan rumah, membaca catatan rencana yang ingin aku lakukan. Aku rasa hanya itu yang aku lakukan."

"Kau belum makan?"

ADMIRABILIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang