63

993 206 113
                                    

ADMIRABILIS

HunKai
Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy

Hola am bek, awas kesandung typo, terima kasih untuk VoMent kalian di chap sebelumnya, jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini. Selamat membaca, semoga terhibur. Jangan lupa follow akun Wattpad saya biar tembus 6.000 pengikut, terima kasih yang sudah follow. Sampai jumpa segera.

Previous

"Sehun, Franz...," Irene hanya bisa meratapi kedua putranya dengan tangisan.

Sementara Darwin terduduk lemah di tempatnya yang aman, di dalam ruang sihir Charles.

Alice menangisi kekasihnya serta ayah dari putrinya yang kini terkurung di dalam Menara untuk jangka waktu yang tidak diketahui kapan akan berakhir.

Irene, Soohyun, dan Tatiana, ketiganya berpegangan tangan bersama ketiga anak Sehun di luar ruang rawat Emris.

Seluruh rakyat kerajaan lega dengan hasil peperangan di Padang Rumput Troy, namun mereka tidak bisa merasa bahagia. Hari ini mereka menyaksikan bagaimana tahta bisa membawa peperangan mengerikan, membuat dua saudara kandung saling menyerang dan nyaris saling membunuh. Teo Hannes keluar sebagai pemenang namun dia pasti merasa jauh dari perasaan bahagia setelah mengutuk kakak kandungnya sendiri. Hari ini mereka juga menyaksikan siapa orang yang pantas memerintah Kerajaan di masa depan, seseorang yang bahkan masih memberi ampunan kepada seseorang yang sudah memperlakukannya dengan sangat buruk.

ENAM PULUH TIGA

Jongin tidak tahu apa yang akan Darwin dan Irene katakan, Charles sudah membuat padang rumput bekas pertempuran kembali menjadi padang rumput yang indah, seolah tanpa tersentuh. Charles membuat mereka yang mati di pertempuran terbakar habis, tidak ada prasasti atau nisan pengenang. Sebab bagi Charles pengkhianat tidak pantas dikenang.

Seluruh Kerajaan menyaksikan kehebatan seoarang penyihir pendiri Kerajaan, sudah dipastikan mereka yang masih memendam keinginan memberontak akan berpikir ulang menghadapai amukan Galen.

Seusai pertempuran ketiganya menemui Irene dan Darwin, Charles membebaskan Darwin dari ruang rahasia sihirnya. Kelima orang di dalam satu ruangan luas ini hanya berdiri kaku, diam seribu bahasa. Jongin sendiri bahkan tidak berani menatap Irene dan Darwin. Takut melihat seperti apa ekspresi wajah mereka. Jongin tidak ingin melihat kekecewaan.

"Aku tidak akan meminta maaf atas apa yang aku lakukan." Ucap Sehun kepada ibu dan kakeknya.

Darwin mengangguk pelan. "Ya, kau memang tidak perlu minta maaf atas apa yang terjadi. Aku dan Irene yang justru berhutang permintaan maaf kepadamu, atas apa yang Franz perbuat terhadap kau dan anak-anakmu." Lanjut Darwin.

Darwin menatap Sehun lama.

"Kau sudah lulus semua ujian. Kesetiaanmu terhadap Kerajaan sudah terbukti, kebijaksanaanmu dalam memutuskan persoalan. Aku sudah lama mengawasimu dan kau memang pantas menjadi penerusku."

"Ayah, ini bukan saat yang tepat membahas penerus Tahta disaat Kerajaan berduka." Ucap Irene pelan.

Charles melempar tatapan tidak suka kepada Irene. "Berduka? Berduka karena apa? Berduka atas kematian para pengkhianat itu? Atau berduka karena salah satu anakmu mendapatkan hukuman? Jangan menyebut Kerajaan sedang berduka, sungguh itu adalah pelecehan. Kaulah yang berduka, hanya kau sendiri. Tidak ada ruang untuk pengkhianat."

"Cukup Charles!" Irene berteriak frustasi. "Maafkan aku menyebut Kerajaan tengah berduka, kau benar. Akulah satu-satunya yang berduka. Cukup. Biarkan aku meratapi nasib malang Franz seorang diri."

ADMIRABILIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang