39

960 229 121
                                    

ADMIRABILIS

HunKai
Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy

Halo semua, awas kesandung typo, terima kasih untuk VoMent di chap sebelumnya, jangan lupa tinggalkan jejak VoMent di chap ini. Sampai jumpa segera.

Previous

"Apa kau takut berhadapan denganku sekarang?"

"Kenapa harus merasa takut?"

"Aku bisa menyerangmu dan menggigit lehermu." Jawab Sehun sambil menatap Jongin. Mereka masih berada di dalam posisi yang sama, Sehun duduk di atas bangku taman sementara Jongin berdiri di hadapannya.

"Aku bisa membunuhmu dengan cepat." Balas Jongin.

"Ah maaf, saya tidak bermaksud lancang, maafkan saya." Ucap Jongin setelah sadar dengan apa yang dia katakan.

"Tidak apa-apa." Balas Sehun. "Seharusnya memang itu jawaban yang kau berikan."

"Sekali lagi maafkan saya yang tidak sopan."

"Tidak apa-apa, jangan dipikirkan, duduklah kau mau teh panas?" Sehun menunjuk teko teh di atas meja kayu bundar.

"Minum teh bersama? Anda baik sekali, padahal sebenarnya saya bisa disebut sebagai penyusup."

Sehun tertawa mendengar ucapan Jongin. "Kau bersedia?"

"Tentu, saya tidak bisa menolaknya."

"Apa kau kedinginan?"

"Tidak, di sini hangat." Jawab Jongin.

"Katakan jika kau kedinginan, toleransi suhu dingin Vampire dan manusia berbeda."

"Anda tidak perlu cemas." Balas Jongin pelan kemudian tersenyum.

TIGA PULUH SEMBILAN

"Apa bunga favoritmu?" Sehun melempar pertanyaan saat dia menuang teh ke dalam cangkir Jongin. Mereka duduk berhadapan, Sehun sedikit memaksa Jongin untuk tinggal dan minum teh bersama setelah penyihir itu muncul di hadapannya dengan tiba-tiba menggunakan portal perpindahan ruangnya.

"Tidak ada." Jawab Jongin pelan.

"Musim favoritmu?"

"Tidak ada."

"Makanan kesukaan?"

"Tidak ada." Jawab Jongin lagi.

Sehun tertawa pelan. "Kau sudah merancang dengan sempurna untuk mengacuhkan aku rupanya."

"Tidak, bukan seperti itu. Saya memang tidak memiliki kesukaan apapun."

"Apapun?"

"Iya."

"Aku dengar dari rekanmu di sekolah, kau membuka toko parfum."

"Dulu." Koreksi Jongin.

"Kau pasti memiliki aroma parfum favorit."

Jongin menggeleng pelan.

"Apa kau tidak merasa hidupmu terlalu membosankan?"

"Saya tidak pernah merasa seperti itu."

"Bagaimana mungkin?!" Sehun terkejut mendengar ucapan Jongin. "Hmm..., apa kau tidak merasa obrolan kita juga membosankan?"

Jongin menggeleng pelan. "Tidak. Saya berusaha tidak merasakan apapun."

"Bagaimana kau bisa hidup seperti itu?"

"Saya harus melakukannya." Jawab Jongin.

"Kenapa?"

ADMIRABILIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang