23

900 206 49
                                    

ADMIRABILIS

HunKai
Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy

Halo, selamat membaca, semoga masih bisa dinikmati ceritanya, lupa-lupa ingat yang nulis karena sok sibuk. Awas kesandung typo, jangan lupa Voment, semoga terhibur.

Previous

"Itu masih terjadi." Jawab Jongin. "Aku tidak bisa melihat semuanya, aku tidak tahu, jangan bertanya lagi, lebih baik kita tidak menarik perhatian siapapun. Jika semua yang aku lihat terjadi, jika kau tewas di tangan Evander lalu kita bersama dan memiliki keluarga, pasti ada sesuatu yang terjadi di antaranya. Sesuatu yang tidak bisa aku lihat. Sesuatu yang mungkin menakutkan, menyedihkan."

"Kita tidak bisa hidup di dalam ketakutan." Balas Sehun pelan. "Karena itu tidak bisa disebut sebagai sebuah hidup." Sambung Sehun diselingi tawa.

"Aku tidak bisa melihatmu mati, tidak bisa melihat teman-temanku di pulau ini mati."

"Bukankah pulau ini sudah dilindungi oleh sihir?"

"Jika sesuai rencana awal, menjadikan pulau ini maju dan makmur, pintu perdagangan harus dibuka dan aku tidak bisa selalu mengawasi siapa yang keluar masuk pulau, tidak bisa mencurigai semua Warewolf."

Sehun mengangguk pelan, mengerti. "Kita bahas ini dengan yang lain. Mereka pasti akan mengerti dan pasti akan membantu."

"Kau yakin mereka tidak akan kecewa?"

"Tidak akan. Aku yakin itu." Jawab Sehun.

"Mereka pasti kecewa."

"Mereka akan mendengarkan semua alasan dan mengerti semua ketakutanmu."

"Baiklah." Balas Jongin. "Kita temui yang lain."

Sehun memberi Jongin pelukan erat. "Semuanya akan baik-baik saja." Bisik Sehun pelan. "Semuanya akan baik-baik saja."

"Jangan meninggalkan aku. Jangan pernah." Balas Jongin.

"Tidak akan, aku janji."

"Jika kau pergi aku akan membuatmu kembali, apapun caranya." Tekad Jongin.

Sehun tertawa pelan mendengar ucapan Jongin, dia masih memberi Jongin pelukan. "Semuanya akan baik-baik saja, jangan terbelenggu oleh ketakutan."

"Ya." Balas Jongin sangat pelan dia membalas pelukan Sehun dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk kanan leher Sehun.

DUA PULUH TIGA

Bersama dengan Sehun, Jongin pergi ke pondok tepi pantai. Jongin selalu takjub dengan empat pondok berwarna putih dan biru. Serta taman-taman mereka. Tempat ini seratus persen lebih baik dibanding pondok reot tidak layak huni yang Jongin lihat saat pertama kali datang ke pulau ini. Sehun membawa Jongin memasuki pondok tempat tinggal Eunwoo, mereka akan berbicara di sana. Mereka masuk ke dalam pondok Eunwoo. Mereka disambut dengan ramah seperti biasa, ini pertama kali Jongin masuk ke dalam pondok Eunwoo, dulu dia hanya dimintai tolong menyediakan perabotan, Jongin tidak tahu untuk pondok tempat tinggal siapa barang-barang itu.

Eunwoo menata ruang keluarga serta ruang tamunya dengan rapi dan indah. Jendela besar dengan tirai merah, dua sofa putih dan satu sofa merah, empat lukisan kastil menghiasi dinding bercat putih, langit-langit diukir dengan lampu gantung kristal.

"Vampire selalu menyukai kemewahan dan keglamoran." Komentar Jongin pelan.

"Selamat datang, silakan duduk." Eunwoo menyambut semua orang dengan ramah.

Karena tempat duduk yang terbatas, Chanyeol dan Mingyu duduk di atas lantai kayu berlapis karpet. Melihat semua orang sudah berkumpul, Sehun mempersilakan Jongin untuk berbicara.

ADMIRABILIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang