33

907 229 108
                                    

ADMIRABILIS

HunKai
Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy

Hola am bek, fast update meski aku lelah, lesu, letih, dan males nulis HunKai, kurang apa cuy, ntar kalo aku buat proyek HunKai ramein ya jangan kaya kemarin mlemvem, twitterku juga ramein dong di @OBoomiee jangan biarkan aku seperti orang gila yang ngomong sendiri wkwkwk kagak pernah digubris. Tolong tinggalkan jejak, nulis juga butuh modal. Ntar kalo aku udah bener-bener capek di HunKai terus left dicariin makanya pas aku masih ada di HunKai dimanja-manja, disayang-sayang gitu. Ngarep dikit bolehlah. Selamat membaca, semoga terhibur, awas kesandung ranjau typo, ga ada waktu koreksi. Sampai jumpa secepatnya, semoga aku masih semangat nulis Hunkai, paling engga sampai cerita ini tamat wkwk. 

Previous

Jongin masih mengunyah nasi di dalam mulutnya saat Baekhyun menarik tangan kanannya meninggalkan kafetaria. Sementara Jongin berharap penampilannya tidak super berantakan di depan perwakilan Istana.

Baekhyun mengajak Jongin pergi ke ruang pertemuan atau aula kedua yang lebih kecil dibanding aula pertama. Di sini biasanya perayaan antar pengajar dilakukan. Jongin tidak tahu sejak kapan aula kedua dihias dengan indah, melupakan fakta jika semua orang di sekolah adalah penyihir termasuk penjaga gerbang sekolah. Urusan remeh temeh seperti ini tentu sangat mudah. Baekhyun mendorong Jongin menduduki kursi yang sudah disediakan khusus untuknya.

"Selamat datang Tuan Sehun, terima kasih sudah menyempatkan waktu Anda untuk mengunjungi sekolah kami."

Jongin diam mendengarkan sambutan dari Kepala Sekolah, Tuan Isidore.

"Saya merasa terhormat menerima undangan dari Anda."

Kali ini giliran Sehun yang mengucapkan sesuatu. Jongin tanpa sadar memperhatikan Sehun lebih dari yang seharusnya dia lakukan. Kemudian semuanya terasa sunyi saat Sehun membalas tatapannya. Perasaan aneh yang tiba-tiba datang melingkupinya, entah mengapa terasa sangat sakit.

TIGA PULUH TIGA

Jongin berharap acara penyambutannya cepat berakhir. Jongin tidak mau terus menerus menghindari Sehun, menganggapnya tidak ada di ruangan yang sama dengannya. Jongin tidak tahu kenapa dia merasa begitu merindukan Sehun padahal mereka tidak pernah bertemu, namun ada perasaan lain yang lebih kuat dari kerinduan yaitu rasa sakit dan ketakutan. Seolah jika dirinya mendekati Sehun dia akan terluka begitu dalam dan Jongin tidak sanggup menahan rasa sakit itu. Membuat Jongin bertanya-tanya apa dia pernah kehilangan seseorang yang sangat berharga selama ini? Dia cukup banyak menyaksikan kematian dari orang-orang yang dia kenal, perasaan yang nyaris sama. Namun, kali ini jauh lebih menyakitkan.

Maka ketika acara penyambutan ini berakhir di saat orang-orang mengelilingi Sehun untuk sekedar mengobrol dengan Vampire bangsawan itu, Jonginpun menyelinap keluar dari aula. Dia menggunakan sihir perpindahan ruang untuk pergi ke salah satu sudut taman sekolah. Mendudukan dirinya dengan lemas pada salah satu bangku taman, dia duduk dengan kedua bahu lesu dan entah kenapa dia mulai menangis. Jongin mencoba mengeringkan air matanya, namun sialan sekali air matanya mengalir keluar lebih cepat.

"Ayolah kenapa aku seperti seseorang yang patah hati ditinggal mati." Keluh Jongin kepada dirinya sendiri.

Jongin menegakan duduknya dia menelan ludah kasar kemudian melihat ke sekeliling setelah memastikan tidak ada siapapun, Jongin mencoba menggunakan sihirnya untuk mencari tahu hubungannya dengan Tuan Sehun. Mungkin mereka pernah bertemu di suatu tempat, di suatu waktu. Jongin ingin mencari jawaban tentang apa yang dirasakannya.

Jongin melihat sebuah ruangan yang hangat dengan perapian menyala, rumah yang indah, ruang keluarga yang nyaman. Kotak mainan dan mainan anak-anak terlihat dengan jelas. Jongin terus melihat dan seolah dia menunggu sesuatu, dia yakin seharusnya ada seseorang atau apapun yang terlihat, dia merasa seperti itu. Namun, dia tidak melihat apapun kecuali ruangan hangat yang nyaman sekaligus kosong. Sesuatu seharusnya muncul, ada yang salah di sini, ada yang hilang dari sana. Dirinya seorang penyihir level satu seharusnya dia bisa melihat sedikit masa depan.

ADMIRABILIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang