14

985 218 79
                                    

ADMIRABILIS

HunKai
Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy

Hola semua, awas kesandung typo, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak di chap sebelumnya, terima kasih dan jangan lupa VoMent di chap ini juga yaw. Selamat membaca, semoga terhibur. Sampai jumpa segera.

Previous

Irene mendengar suara seorang laki-laki di belakang punggungnya. Irene berdiri dari duduknya, memutar tubuhnya tanpa menaruh gelas Wine. Irene menatap Piere putra tertua dari keluarga Theodor.

"Apa Anda bersedia berdansa dengan saya?"

Irene tertawa pelan. "Aku terlalu tua untukmu." Jawab Irene.

"Anda salah, sama sekali tidak. Anda masih sangat pantas untuk saya."

Irene mengamati laki-laki muda dengan bola mata coklat yang indah. Irene kembali tertawa, sepadan bagaimana? Usianya tiga kali lipat dari usia Piere. Lagipula Irene tidak mempercayai siapapun sekarang, saat seluruh anggota keluarga Vampire lain mencibir keputusannya.

"Pergilah berdansa dengan orang lain. Maaf, aku harus undur diri terlebih dahulu." Pamit Irene dengan sopan. Dia memakai mantel hitam tebalnya dan pergi meninggalkan ruang pesta.

"Nona." Piere masih mencoba menarik perhatian Irene. Namun Irene tidak peduli dia pergi bersama empat pelayannya.

Irene bergegas masuk ke dalam mobil masih mengabaikan Piere.

"Nyonya, sepertinya ada yang tertarik dengan Anda."

"Sudahlah, Pak Tua Choi." Keluh Irene. "Dia mungkin mencoba mendekatiku untuk mengambil informasi penting."

"Nyonya, mungkin sudah saatnya Anda membuka hati Anda kembali."

Irene tersenyum tipis. Pak Tua Choi yang melihatnya langsung diam, itu adalah salah satu cara Irene untuk mengancam orang lain membuat mereka berhenti membicarakan topik yang tidak dia sukai.

"Maafkan saya Nyonya." Ucap Pak Tua Choi pelan.

Irene kemudian tertawa merdu sekitar lima detik. "Tidak perlu memasang wajah ketakutan seperti itu, aku tidak akan melakukan apa-apa. Hanya saja tolong jangan membahas mereka yang mencoba mendekati aku. Itu membuatku kurang nyaman."

"Maafkan saya Nyonya." Ulang Pak Tua Choi.

"Tidak masalah, tidak masalah." Balas Irene pelan. "Aku tidak sabar mendapatkan kabar dari mereka berdua, tidak ada larangan surat menyurat, beruntung Sehun berada di pulau itu bersama dengan Jongin, surat darinya sampai lebih cepat dengan bantuan Jongin."

"Iya Nyonya. Saya harap mereka berdua baik-baik saja."

"Tentu saja mereka baik-baik saja." Balas Irene kemudian tersenyum.

EMPAT BELAS

Sehun mendengar suara-suara dari cottage Jongin, dia melirik jam dinding di atas tungku perapian, beruntung Jongin memperhatikan setiap detail saat dia mendirikan tempat tinggal mereka dengan bantuan sihir luar biasanya. Tepat dua belas malam, Sehun bergegas memeriksa cottage Jongin dan dia melihat Jongin keluar dari cottagenya memakai mantel tebal merah. Bocah itu celingukan dan menatap ke arah cottage Sehun, Sehun menyembunyikan dirinya dengan cepat. Jongin kembali berlari pergi, Sehun tidak tahu mengapa Jongin tidak menggunakan sihir perpindahan ruangnya dan memutuskan untuk pergi dengan kedua kakinya. Sehun diam-diam mengikuti Jongin tanpa sepengetahuan Jongin menggunakan salah satu kemampuan Vampire dalam hal mengintai.

Sehun melihat Jongin berjalan menuju bukit dia menggunakan bola-bola api sihir sebagai penerang. Jongin terlihat membawa buku catatan, dia berhenti, berjongkok memeriksa tanah, mengambil sejumput tanah, memperhatikannya, kemudian membuat catatan, dia juga memeriksa kerikil. Mencatat sesuatu, kemudian kembali berjalan. Menaiki salah satu bukit setelah beberapa langkah Jongin kembali berhenti, memeriksa rumput-rumput kering membuat catatan lagi, kemudian kembali meneruskan perjalanan.

ADMIRABILIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang