44

878 235 104
                                    

ADMIRABILIS

HunKai
Warning : BL, Typo, cerita pasaran

Drama, Romance, Fantasy

Hola am bek, terima kasih untuk VoMent di chap sebelumnya, jangan lupa tinggalkan jejak di chap ini, awas kesandung typo, selamat membaca, semoga terhibur, dan saya masih bingung hiatus apa tidak di bulan puaaaaseee....

Previous

Sehun mengambil cincin dengan permata merah memeriksa bagian dalam cincin, terukir nama ibu kandungnya. Sehun menyimpan cincin itu dengan memasangnya pada jari kelingking kanan.

"Kau memiliki mata coklat yang indah." Puji Sehun.

"Terima kasih." Balas Jongin berusaha untuk tampak biasa saja.

"Saat kau memakai sihir apa kedua matamu berubah warna menjadi hijau?"

Jongin mengangguk. "Setiap penyihir sama."

Sehun tersenyum dan Jongin nyaris membuka mulutnya untuk balik memuji kedua warna mata Sehun yang terlihat indah. Warna merah yang mengingatkannya akan warna merah pada Mawar Merah.

"Senang melihatmu hidup kembali." Ucap Jongin pelan tanpa sadar.

"Kau mengatakan sesuatu untukku?"

"Tidak. Bukan untuk siapapun." Dusta Jongin.

"Senang bertemu denganmu dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk mengobrol denganku." Ucap Sehun tulus.

"Saya bukan siapa-siapa untuk menolak berbicara dengan Anda." Kekeh Jongin.

"Jika ada kesempatan..., mungkin kita bisa bertemu dan mengobrol lagi." Ucap Sehun.

Jongin hanya diam tidak berani memberi jawaban atau menaruh harapan. Dia sudah memutuskan untuk menjauhi siapapun yang berpotensi membuatnya terluka.

"Sampai jumpa." Ucap Sehun terakhir kali sebelum keluar dari ruangan.

Sementara Jongin hanya duduk terpaku di tempatnya sambil memandangi nyala kecil api tungku perapian.

EMPAT PULUH EMPAT

"Berapa lama Ibu sudah kehilangan cincin ini?"

Irene berhenti dari kegiatannya membaca laporan keuangan Keluarga Oh Hannes untuk memperhatikan cincin yang diletakan Sehun di atas meja kerjanya. Irene mengambil cincin dengan permata merah itu. Dia tidak ingat berapa lama sudah kehilangan cincin itu, tapi dia ingat Jongin memakai cincin ini sebagai liontin kalungnya.

"Kau dapat dari mana? Ibu tidak terlalu ingat kapan terakhir kali memakai cincin ini. Mungkin cukup lama."

"Jongin menemukannya."

"Sampaikan terima kasih Ibu kepada Jongin."

Sehun mengangguk pelan. "Ibu tidak penasaran bagaimana Jongin mendapatkan cincin ini?"

"Tidak mungkin dia mencurinya, Ibu yakin itu."

"Bukan itu maksudku...," Sehun tidak tahu kalimat apa yang ingin dia ucapkan.

"Kau ingin tahu apa yang terjadi dengan cincin ini, atau apa yang terjadi kepada Jongin?"

"Keduanya."

"Bukankah cincin dengan permata merah biasanya bukan dibuat dari batu mulia, melainkan darah yang dibekukan dengan cara istimewa."

"Sebagian besar iya."

"Apa cincin ini termasuk?"

"Iya."

Sehun langsung menatap Irene, ibunya penuh harap.

ADMIRABILIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang