Chapter 4

9.6K 189 1
                                    

Pagi hari nya.

Rania memijat pelipis nya yang sedikit sakit. dia terbangun mendengar bunyi alarm dari telefon nya.

Dia menekan screen telefon nya. Terpapar gambar anak surga nya yang bernama davino. Segurat senyuman menghiasi wajah nya ketika melihat gambar itu.

" Morning anak mommy.

Dia berdiri. Masuk di kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan diri, dia keluar menuju kearah dapur.

Setiap pagi rania akan bangun dan masak breakfast untuk sahabat nya itu.

" Morning nia.

" Morning to ralin.

" Kau balik jam berapa tadi ? " Tanya ralin.

" Jam 5pagi. " Jawab rania sambil memotong roti yang di panggang nya.

" Okay, Kau jadi ikut aku pergi kerja hari ini kan ? " Tanya ralin sambil mengunyah roti panggang nya.

Rania menganggukan. " Iyah jadi. Kau sarapan dulu sebentar aku masuk dulu tukar pakaian.

Selang setengah jam.

Rania keluar.

Seperti biasa dia hanya memakai t-shirts yang terlihat besar di tubuh nya dan seluar jeans. Rambut nya diikat sanggul.

Uhuk..uhuk...

Ralin bergegas mengambil susu nya lalu di teguk nya sehingga habis. Hampir saja dia tersedak melihat penampilan rania yang luar biasa itu.

" Oh god ! rania ? Kau biar betul mau pakai macam ini.

Rania memutarkan bola mata nya.

" Iyah, aku selesa pakai macam ini. Apa yang salah dengan penampilan aku ralin ? Aku hanya apply jawatan kosong sebagai cleaner ralinku sayang, bukan secretary company. " Kekeh rania.

" Tapi Nia--"

" Ralin....... " Panggil rania sambil membulatkan mata nya menatap sahabat nya dengan tajam.

Ralin menghembuskan nafas nya yang berat. " Okay fine u win.

Rania tersenyum tipis. Dia melingkarkan tangan nya di lengan sahabat nya itu lalu keluar dari apartment sewa mereka yang tidak lah besar tapi cukup untuk mereka berdua.

*

*

*

Setengah jam kemudian mereka sampai di depan bangunan yang besar dan menjulang tinggi.

Rania mengerutkan alisnya.

Dia seperti pernah mendengar nama company yang ada di depan mata nya ini.

DDR.GROUP.COMPANY.

kaki rania tiba-tiba berat melangkah di dalam.

Ralin mengerutkan alis nya. Dia menoleh kebelakang sahabat nya itu masih berdiam diri di sana.

" Nia kenapa kau masih di sana ? Mari masuk.

Rania tersentak. Menganggukan kepalanya mengikuti langkah ralin dari belakang.

Sampai di dalam, ralin terus membawa sahabat nya itu bertemu dengan supervisor cleaner.

" Marina ?

" Eh, ralin bagaimana sudah kau jumpa cleaner yang aku mau.

Ralin menganggukan kepala nya. Dia menarik rania ke depan.

Marina mengerutkan alisnya, manusia unik dari mana lagi yang teman nya itu bawa.

" Ehem... Hello, kau sakit ?

" Ti-tidak... " Jawab rania gugup.

" Lalu kenapa kau memakai mask ?

" Aku tidak selesa kalau tidak memakai mask mrs. " Jawab rania.

Sang supervisor berdehem.

" Kau sudah tau bukan kau kerja sebagai apa disini ?

Rania mengangguk.

Marina melirik ralin yang sedang memalingkan wajah nya.

" Ralin aku ingin berbicara berdua dengan teman mu ini sebentar boleh ?

Ralin menganggukan kepala nya.

" Duduk .

Rania duduk di kerusi.

" Sebelum aku mula kan, aku ingin bertanya sekali lagi apa kau sanggup bekerja lebih masa.

" Iyah sanggup, tapi mrs, waktu malam aku juga akan bekerja di tempat lain. Maksud nya lebih masa itu bukan sampai malam bukan ?

Marina mengelengkan kepala nya.

" Bukan itu maksud aku. Siapa nama ?

" Rania.

" Oh okay rania, maksud aku kau akan menjadi cleaner di tingkat paling atas, termasuk membersihkan ruangan CEO. 

Marina menarik jemari rania.

" Aku sangat berharap padamu rania, aku harap kau dapat bertahan bekerja disini.

Rania terdiam .

Boss macam apa itu sehingga tiada yang bertahan bekerja di sana, pikir rania di dalam hati.

" Baik lah kalau begitu. Aku akan berusaha sedaya upaya aku untuk bertahan bekerja disini mrs, tapi mrs boleh kan aku memakai mask sepanjang bekerja ?

Marina menganggukan kepala nya. Dia mengeluarkan document untuk rania tandatangani beserta dengan uniform yang akan dia pakai semasa bekerja.

Setelah selesai, rania keluar.

Dia menekan screen telefon nya, ralin menghantar pesan pada nya yang dia sudah masuk kerja.

Rania tersenyum tipis. Akhirnya nya dia mendapatkan kerja yang boleh menambahkan tabungan nya, dia ingin mengumpul uang untuk menampung pelajaran adik-adik angkat nya itu.

Sementara itu di tempat lain.

Tok ..tok..

" Masuk !

" Boss ?

" Ada apa marina ? Apa kau sudah menemukan pengganti staff yang sudah berhenti itu.

" Sudah tuan.

" Baiklah ! Pastikan kau beritahu semua yang aku tidak suka. Aku tidak mau kejadian yang sama terjadi lagi faham ?

" Fa-faham boss. " Jawab marina dengan gugup sambil menundukan kepala.

Setelah selesai berbicara dengan boss nya, Marina keluar dari ruang CEO sambil mengusap dada nya.

Dia menghembuskan nafas nya dengan berat. Dia juga bingung kenapa semua pekerja baru yang masuk di sini, semua nya jenis perempuan murahan.

Marina menaruh harapan yang tinggi kepada rania dia berharap, Rania tidak seperti pekerja-pekerja sebelum ini.

Marina mengusap dagu nya, seperti nya dia pernah mendengar nama wanita yang baru saja dia interview tadi.

" Rania Winston, aku seperti pernah dengar nama ini.. hah.. sudah lah malas aku fikir.. "bisik marina pelan sambil melangkahkan kaki masuk di dalam lift.

David masuk di dalam bilik rehat nya. Di dalam ruangan CEO nya dia telah membuat satu bilik rahsia untuk dia berehat, bahkan kekasih nya elena juga tidak tau dia mempunyai bilik rahsia ini.

Dia duduk di tepi ranjang, lalu membuka laci di sampingnya. Dia mengambil foto wanita yang telah di bingkaikan itu.

Di dalam foto itu, wanita itu memakai dress seksi merun sambil tersenyum bahagia. Foto itu di ambil ketika dia melamar wanita itu menjadi isteri nya.

David mengepalkan jemari nya. Rasa benci rindu semua menjadi satu. Selama ini dia lempiaskan semua rasa sakit nya itu pada setiap wanita yang mendekati nya.

Dia memejam kan mata nya.

Rania...

My Ex husband My Boss ! [ ✓ ] Where stories live. Discover now