My Ex husband My Boss ! [ ✓ ]

Chapter 26

Ralin melirik rania yang sedang menonton tv, sementara dia sedang mengupas kulit apel untuk sahabat nya.

Manakala anak nya sedang berada di sofa yang tidak jauh dari mereka, di jaga oleh sang pengasuh yang bernama zara.

Ralin berdehem.

Rania menoleh.

" Ada apa ralin ?

" Nia ? Apa doctor jessica sudah memberitahumu sesuatu ?

Rania menghembuskan nafas nya.

" Aku sudah tau ralin, katakan pada mereka aku tidak mau meneruskan pembedahan itu. Biarkan saja wajahku seperti ini.

" Tapi nia--"

" Tolong jangan paksa aku ralin. " Ujar rania memotong kata-kata sahabat nya itu.

Rania memalingkan wajah nya menatap di luar jendela.

" Sampai bila aku akan berada disini ralin ? aku sudah merindui mommy yulia dan adik-adikku.

" Mungkin minggu depan kau sudah boleh keluar, selepas keputusan imbasan seluruh tubuhmu keluar.

Rania menganggukan kepala.

Dia sudah buat keputusan setelah ini, dia akan ikut tinggal bersama dengan mommy yulia dan adik-adik nya. Dia ingin selalu dekat dengan anak nya davino.

Tiba-tiba rania mengingat sesuatu.

" Mom apa davino boleh meminta sesuatu.

" Tolong sampaikan pada daddy, terima kasih kerna menghantarkan davino mainan setiap hari, davino sangat menyukai nya. davino juga sangat menyayangi kalian berdua. "

Rania bingung dengan apa yang dikatakan davino pada nya.

" Apa maksudmu davino.. " bisik rania pelan.

Tiba-tiba pintu terbuka.

David masuk sambil membawa sejambak bunga rose yang besar.

Ralin dan rania menoleh.

" Dav ?

David tersenyum tipis.

" Hai ralin. "

" Ha-hai... " Jawab ralin gugup.

Rania memalingkan wajah nya.

Ralin berdehem.

" Kalau begitu aku keluar dulu.

Ralin berdiri.

" Hey ralin kau mau pergi mana ?

" Aku pergi sebentar nia nanti malam aku kembali melawatmu. " Balas ralin.

Setelah ralin dan yang lain keluar.

Keadaan di dalam ruangan rania kembali senyap.

David berdehem.

" Babe ? " Panggil david.

Dia mendekati rania lalu meletakan sejambak bunga rose itu di atas meja.

Sambil itu, david menarik kerusi itu lalu duduk di tepi katil rania.

Rania menghembuskan nafas nya.

" Bukan kah aku sudah bilang kemarin dav, aku tidak mau melihat wajahmu di sini lagi.

David tersenyum sinis.

" Kemarin kau memberikan pertanyaan padaku bukan ? Sama ada aku mengenali sifatmu itu atau tidak ? Lalu apakah kau lupa bagaimana sifat ku babe ?