BAB 12 : Desire

32.3K 1.6K 38
                                    

BAB ini sebagai pengganti double up kemaren malem yaa, makasih banyak buat kalian yang sabar banget menanti kelanjutan cerita ini❤️

BAB ini sebagai pengganti double up kemaren malem yaa, makasih banyak buat kalian yang sabar banget menanti kelanjutan cerita ini❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Dewangga dengan di temani Alvaro baru saja keluar dari ruang meeting. Ia baru saja selesai memimpin jalannya meeting pagi ini. Dewangga juga sudah meminta Alvaro untuk menghubungi Andini dan mengatakan padanya bahwa Dewangga tidak jadi membatalkan perjanjiannya dengan Cherry.

Sejujurnya, sejak awal Dewangga tidak benar-benar ingin membatalkan kerjasamanya karena ia memang menyukai foto-foto hasil bidikan fotografer terbaiknya. Foto-foto itu terlihat sempurna, hanya saja saat itu Dewangga merasa memiliki ide cemerlang untuk membalaskan dendamnya pada Cherry dengan cara mengancamnya dengan membatalkan kerjasama mereka.

Cherry juga tak lagi menatap nyalang padanya dan tak lagi mengatakan kalimat-kalimat yang membuat Dewangga marah meskipun Dewangga tahu kebencian gadis itu padanya semakin menjadi-jadi, hanya saja tidak gadis itu tunjukkan. Apakah ini artinya Cherry takut padanya dan pada ancamannya?

Dewangga sungguh tak peduli. Yang terpenting saat ini gadis itu sudah tidak menyulut emosinya lagi.

Ahh ternyata mudah sekali membungkam mulut gadis angkuh itu hanya dengan ancaman. Sepertinya bermain-main lebih lama lagi dengan gadis itu akan terlihat menarik karena Dewangga masih belum ingin melepaskannya.

***

Dewangga mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya, menyilangkan kedua kakinya dan juga kedua lengannya di dada seraya menatap view kota London dari kaca pembatas berukuran besar di ruang kerjanya.

Hari ini ada banyak sekali pekerjaan yang mengantri untuk ia selesaikan tapi ia tidak pernah menganggap pekerjaan yang dijalankannya itu berat karena ia membangun bisnis ini adalah karena passion-nya sendiri.

Hari ini ada banyak sekali pekerjaan yang mengantri untuk ia selesaikan tapi ia tidak pernah menganggap pekerjaan yang dijalankannya itu berat karena ia membangun bisnis ini adalah karena passion-nya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel yang Dewangga letakkan di meja pun berdering begitu nyaring. Jonathan lah yang menghubunginya.

Dewangga enggan menerima panggilan tersebut karena ia yakin Jonathan hanya akan memberikan informasi tidak penting padanya dan tidak jauh-jauh mengenai Arabella. Hei, pagi tadi ia baru sarapan bersama Arabella dan sekarang Jonathan ingin membicarakan Arabella lagi?

I MEET THE DEVIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang