BAB 2 : Arabella

42K 2.2K 35
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Setelah menampar pria antah berantah yang sudah menolongnya tapi pertolongannya sangat lah tidak tulus, Cherry kembali ke meja Chelsea dan teman-temannya di lantai 2.

"Andini, kita pulang sekarang juga."

"Pulang?" Andini kebingungan disaat pesta baru saja di mulai tapi Cherry malah minta pulang.

"Kenapa buru-buru Cher?" tanya Chelsea heran.

Cherry tak mengatakan apapun. Ia sudah malas dan tak mood berada di sini lebih lama lagi.

"Apa jangan-jangan lo takut setelah nampar—"

"Lo lihat semuanya? Terus kenapa lo nggak bantu gue?" sela Cherry kesal kepada Chelsea.

Chelsea mengernyitkan dahinya. Semuanya? Ia hanya melihat Cherry menampar Dewangga Maxwell, billionaire muda plus bujangan terpanas yang paling di minati di kota ini. Selain memiliki paras yang tampan, billionaire muda itu memiliki segalanya. Gadis mana yang tidak tertarik pada pesonanya? Hampir semua gadis di kota ini tahu siapa Dewangga Maxwell.

"Tunggu, emang lo diapain sama dia?" tanya Chelsea penasaran.

Cherry pun menjelaskan apa yang terjadi termasuk mengenai tamparannya pada pria antah berantah itu. Dan Chelsea pun menceritakan secara rinci siapa sosok Dewangga. Tapi sungguh Cherry tak peduli mau siapa pun dia. Ia merasa benar sudah menampar pria yang sudah bersikap kurang ajar padanya.

Chelsea menepuk-nepuk bahu Cherry. "Lo pulang, istirahat deh. Lagian besok photo shoot lo di mulai."

Cherry menganggukkan kepalanya. Ya, pekerjaan pertamanya di London akan di mulai besok pagi.

Chelsea berharap semoga besok dan seterusnya selama Cherry berada di kota ini, Cherry tidak lagi dipertemukan dengan Dewangga. Bisa bahaya.

***

Dewangga menyilangkan kedua tangannya di dada seraya mengamati Dokter Frankie yang tengah memeriksa Arabella yang terbaring lemah di ranjang.

Raut kemarahan tersirat jelas dari wajah Dewangga. Sehat saja sudah merepotkan, apalagi saat gadis kecil itu sakit, monolognya dalam hati.

Setelah memeriksa Arabella dengan intens, Dokter Frankie menjelaskan penyebab kenapa Arabella panas tinggi. Beruntung kini panasnya sudah turun. Dokter Frankie memberikan obat-obatan untuk Arabella minum. Setelah itu Dokter Frankie pun pamit.

Dewangga memerintahkan Jonathan untuk mengantarkan Dokter Frankie menuju mobilnya. Sementara Cecilia, wanita paruh baya yang bertugas menjaga Arabella langsung bergegas mengambil segala sesuatu yang dibutuhkan untuk Arabella minum obat.

Dewangga menghampiri Arabella yang tengah menatapnya lemah. Dewangga duduk di tepian ranjang kemudian menempelkan tangannya di dahi Arabella untuk mengecek suhu tubuh anak itu.

I MEET THE DEVIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang