••• Happy Reading •••
Dewangga terlihat fokus pada layar MacBook dihadapannya. Sesekali Dewangga tersenyum lebar seperti tengah melihat sesuatu hal yang lucu. Alvaro heran, atasannya itu terlihat seperti orang tidak waras karena terus menerus tersenyum. Apa di jam kerja seperti ini Dewangga menonton acara komedi? Hal mustahil yang tidak pernah Dewangga lakukan.
Alvaro mendekati Dewangga dan diam-diam mengintip apa yang Dewangga lihat di layar MacBook nya. Alvaro mengernyitkan dahinya bingung karena ternyata layar MacBook tersebut hanya menunjukkan rincian persentase penjualan bulan lalu yang meningkat secara signifikan.
Dewangga tidak sedang menonton acara komedi tapi apa yang membuatnya bersikap seperti orang tidak waras? Ralat! Bukan hanya tidak waras tapi Dewangga datang ke kantor setengah jam sebelum jam makan siang tiba. Dan ini merupakan kali pertama semenjak Alvaro bekerja di perusahaan ini, Dewangga bersikap seperti ini. Ya, meskipun Dewangga adalah bos nya tapi tetap saja Dewangga harus profesional membagi waktunya untuk urusan pribadi dan pekerjaan.
Alvaro menyimpulkan Dewangga seperti tengah kasmaran karena belakangan ini Dewangga bersikap berbeda. Tunggu! Apa jangan-jangan hal ini terjadi karena gadis cantik itu? Setelah Dewangga mengenalnya, Dewangga seperti kehilangan jati dirinya.
"Kenapa diam? Aku menunggu kau memberikan data-data itu padaku, Alvaro." Dewangga mengalihkan pandangannya dari MacBook ke Alvaro. Ia tahu Alvaro sudah tiba di ruangannya tapi Alvaro tak segera berbicara.
Alvaro menyerahkan data-data yang Dewangga minta.
"Kita harus membayar denda yang lumayan besar karena tempo hari anda membatalkan pertemuan anda dengan pihak mereka. Mereka membatalkan kerjasama ini secara sepihak karena... mereka mengatakan anda sangat tidak profesional, Mr. Maxwell. Anda membatalkan pertemuan secara sepihak tanpa memberitahu mereka 1 hari sebelumnya."
"Hanya itu? Ada lagi keluhan mereka?" Saat bersama Cherry, Dewangga benar-benar tidak ingat pada hal itu. Sial! Cherry berhasil mendominasi separuh pikirannya.
Alvaro terkejut mendengarnya. Hanya itu katanya?
"Perusahaan baru berkembang itu berani meremehkan ku. Dalam hitungan jam aku bisa membuat mereka gulung tikar," ucap Dewangga geram. "Hanya saja hari ini aku sedang berbahagia jadi aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan ini." Dewangga tersenyum lebar. Ia bahagia karena tidur bersama Cherry dan melakukan kegiatan menyenangkan dengannya meskipun terlihat jelas ada kekesalan dari sorot mata Cherry tapi gadis itu tetap memenuhi keinginannya sampai-sampai Dewangga lupa waktu dan pada akhirnya ia terlambat datang ke kantor.
Lagi, Alvaro terkejut dengan pernyataan Dewangga. Apa gadis itu yang membuat Dewangga sebahagia ini bahkan pembatalan kerja sama ini seolah hal tak berarti baginya?
"Mr. Maxwell saya tahu anda sedang berbahagia, tapi kita rugi besar karena denda ini jumlahnya tidak main-main." Alvaro pun menyebutkan nominal kerugian yang harus mereka bayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I MEET THE DEVIL [COMPLETED]
Romance📢 CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKTIF BELAKA YANG DITULIS BERDASARKAN IMAJINASI PENULIS SEMATA!!! *** Cherry Aldann Emanuele, tak menyangka kepergiannya ke kota London untuk menapakkan karir modelling nya di kancah internasional akan berujung pada "MA...