BAB 28 : Just Nightmare

25.5K 1.4K 34
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Cherry terkekeh pelan. Ia merasa terhibur sekali pagi ini kala mendengar celotehan dan candaan Papa dan Mamanya dan juga Cheryl, adik satu-satunya yang kini duduk di bangku SMA.

Sebelum Dante pergi ke kantor, Cherry pergi bekerja, Cheryl berangkat ke sekolah dan Alea ke butik, keseharian mereka sebelum sibuk dengan aktivitas masing-masing adalah seperti ini, sarapan bersama diselingi perbincangan ringan dan canda tawa ala keluarga pada umumnya.

Sambil menyantap bubur Manado yang menjadi favoritnya, Cherry terlihat fokus mendengarkan apa yang Alea ceritakan. Salah satunya adalah mengenai satu customer-nya yang setiap kali datang sikapnya itu menjengkelkan dan banyak meminta ini dan itu.

Bagi Alea, Cherry bukan hanya sebagai putrinya semata tapi juga merupakan teman berbagi cerita dan keluh kesahnya terlebih jika menyangkut pekerjaan. Baik Alea maupun Cherry saling memberikan saran dan masukan satu sama lain jika mereka sedang bertukar cerita dan pikiran.

Terkadang Dante iri pada kedekatan Alea dan Cherry karena Dante juga ingin merasakan hal yang sama, hanya saja hingga saat ini keinginan Dante untuk memiliki seorang putra tidak pernah terwujud. Ia dan Alea hanya dikaruniai Cherry dan Cheryl, dua gadis cantik yang menyempurnakan kebahagiaan hidupnya.

Dante pernah meminta Alea supaya Alea mau mengandung dan melahirkan sekali lagi dengan harapan anak terakhir mereka berjenis kelamin laki-laki. Sudah sejak lama Dante menginginkan seorang jagoan guna melengkapi kebahagiaan hidup mereka yang sejujurnya sudah sangat sempurna. Hingga saat ini Dante terus berusaha meski terkadang Alea memprotes keinginannya.

"Besok kamu jangan lupa luangin waktu temenin Papa sama Mama ke pesta Mr. Markus." Dante mengingatkan putrinya.

Cherry menepuk dahinya pelan. Astaga! Ia hampir melupakan pesta itu.

"Ahh, jadi pesta nya besok. Kalau besok sih kayak nya aku bisa, Pa."

"Nanti biar Mama yang makeup-in kamu. Aart Theodore pasti pangling ketemu kamu secara kalian udah lama banget nggak ketemu."

"Aart?" ulang Cherry. "Bukannya Aart di Paris dan membangun bisnisnya di sana?"

Alea terkekeh pelan. "Mama lupa bilang sama kamu kalau Markus Theodore buat pesta itu sekalian menyambut kedatangan Aart. Aart mau nerusin bisnis Papanya di sini."

"Terus bisnis nya yang di Paris gimana?" tanya Cherry sembari mengunyah makanan di mulutnya.

"Artha yang lanjutin sama suaminya. Kamu kudet nih ketinggalan banyak banget informasi," gurau Alea. Jelas saja, karena putrinya itu tak pernah tertarik pada urusan orang lain.

"Artha kan nikah sama orang sana, terus Mr. Markus minta Aart buat kembali ke Jakarta karena belakangan ini Mr. Markus sering sakit-sakitan."

Cherry mengangguk mengerti. Markus Theodore merupakan relasi bisnis sekaligus teman lama Papanya yang juga pernah beberapa kali menjalin kerjasama dengan Papanya. Dulu, rumah mereka berada di dalam komplek yang sama. Cherry dan Aart pun berteman dan bersekolah di sekolah yang sama dari bangku taman kanak-kanak sampai sekolah menengah pertama sampai akhirnya Aart pindah ke Paris, melanjutkan pendidikannya di sana kemudian membangun bisnisnya di sana.

I MEET THE DEVIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang