••• Happy Reading •••
Dari jauh Dewangga tersenyum melihat putri kecilnya kembali tertawa lebar, mengabaikan rasa sakit yang tengah di deritanya. Tiga hari belakangan ini yang Arabella lakukan adalah berbaring di tempat tidur. Arabella seolah tak memiliki semangat untuk hidup.
Setelah obrolan di toilet yang tak menemui ujungnya, Dewangga memaksa Cherry dan membawa Cherry ke rumahnya dengan susah payah karena berkali-kali ia diteriaki maling oleh Cherry. Tapi beruntung ia berhasil membawa Cherry ke rumahnya meski dengan pemaksaan penuh.
Dan apa yang ia lakukan pun membuahkan hasil. Arabella senang akan kedatangan Cherry. Sungguh, Dewangga tak mengerti kenapa pengaruh Cherry bisa se-luar biasa ini untuk putrinya.
"Benar kan apa yang Nenek bilang." Dewinta tersenyum penuh arti seraya menepuk pelan bahu Dewangga yang berdiri di ambang pintu. "Cuma Cherry yang bisa buat Arabella sembuh dalam waktu singkat."
Tadinya Dewinta sudah meminta cucunya itu untuk mencari Cherry dan membawa Cherry bertemu Arabella namun Dewangga menolak karena ia merasa apa yang Dewinta katakan terlalu berlebihan. Tapi pada akhirnya Dewangga harus mengakui bahwa yang Dewinta katakan ternyata benar.
"Kamu turunin lagi ego kamu dan akui kesalahan kamu di hadapan Cherry," ucap Dewinta membuat Dewangga terdiam. Apa pun yang pernah Dewangga lakukan memang tidak dapat dibenarkan.
Dewinta juga sudah pernah mengatakan pada Dewangga mengenai keinginannya agar supaya Dewangga bertanggung jawab atas apa yang sudah ia lakukan pada Cherry maka dengan begitu keinginan Arabella menjadikan Cherry sebagai Mommy nya akan segera terwujud.
Well... semua keputusan ada di tangan Dewangga. Dewinta yakin ini akan terasa berat dan Cherry akan berpikir ribuan kali memberikan maaf dari Dewangga.
"Percaya lah, Cherry seperti ini adalah karena perbuatanmu padanya. Kamu beruntung Cherry tidak pendendam dengan membalaskan dendamnya pada Arabella." Dewinta menangkup kedua pipi Dewangga. Jika Dewinta jadi Cherry sudah sejak lama ia akan menjebloskan Dewangga ke penjara tanpa peduli pada perasaan Arabella. Namun Cherry tetap lah Cherry yang begitu peduli pada Arabella.
"Cherry adalah wanita baik. Kamu lihat sendiri kan bagaimana cara dia memperlakukan Arabella di saat dia membencimu?"
Dewangga menghela napas berat. Sejujurnya ia benci jika Dewinta ikut campur pada urusan pribadinya dan ia juga benci di paksa. Tapi ia tak menampik bahwa yang Dewinta katakan ada benarnya juga. Selama ini ia tidak tahu apa pun mengenai Cherry. Yang ia lakukan adalah memaksanya dan melukainya.
Ahh sungguh! Ia merasa sudah terlalu banyak melakukan kesalahan pada Cherry.
"Sekarang Arabella minum obat terus tidur. Tante Cherry juga harus segera pulang."
Arabella memanyunkan bibirnya. Ia tidak ingin Cherry pulang secepat ini.
"Apa besok Tante Cherry akan kembali ke luar kota?" tanya Arabella penuh selidik. Cherry beralasan ia baru kembali dari luar kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
I MEET THE DEVIL [COMPLETED]
Romance📢 CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKTIF BELAKA YANG DITULIS BERDASARKAN IMAJINASI PENULIS SEMATA!!! *** Cherry Aldann Emanuele, tak menyangka kepergiannya ke kota London untuk menapakkan karir modelling nya di kancah internasional akan berujung pada "MA...