••• Happy Reading •••
Cherry merentangkan kedua tangannya, menggeliatkan tubuhnya. Tidurnya kali ini terasa hangat tidak sedingin biasanya. Sedetik kemudian Cherry menyadari sesuatu. Ada lengan kekar melingkar di perutnya. Cherry terkesiap saat indera penciumannya menghirup bau parfum pria itu. Demi Tuhan! Jangan-jangan...
Cherry refleks menyingkirkan lengan Dewangga dan menjauh dari Dewangga yang masih setia memejamkan matanya. Tunggu! Bagaimana bisa ia dan Dewangga tidur bersama?
Cherry memeriksa tubuhnya sendiri. Ia tidak merasakan sakit apa pun. Cherry menghela napas lega, sepertinya Dewangga tak melakukan apa pun saat ia tidur.
Cherry memperhatikan Dewangga dengan seksama. Saat mata Dewangga terpejam, Dewangga terlihat seperti pria pada umumnya tapi jika dalam keadaan sadar, pria itu menjelma bak jelmaan iblis. Tunggu! Apa yang sedang ia lakukan? Untuk apa ia memperhatikan pria iblis itu? Bukankah ini merupakan kesempatan emas untuk melenyapkannya, membalas dendam padanya?
BENAR!
Kesempatan emas ini tidak akan datang berkali-kali.
Cherry mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari alat untuk melenyapkan Dewangga. Saat di rasa tidak menemukan apa pun, tangan Cherry terulur hendak mencekik Dewangga namun...
BIP!! BIP!!
Bunyi akses pintu terdengar. Cherry menjauh dari Dewangga.
Cecilia lah yang datang ke kamarnya dengan membawakan sarapan.
"Selamat pagi, Nona. Saya..." Cecilia menjeda ucapannya saat melihat Dewangga tidur di ranjang yang sama dengan Cherry.
Cecilia pun meletakkan makanan untuk Cherry sarapan kemudian mengambil makanan yang semalam yang tidak Cherry sentuh sedikit pun.
"Sepertinya tidur Mr. Maxwell sangat nyenyak sekali," ucap Cecilia tapi sungguh Cherry tak peduli.
"Setelah Mr. Maxwell keluar dari kamar anda, Mr. Maxwell hampir saja pingsan tapi untung saja dia segera mendapatkan perawatan dari Dokter Frankie."
Cherry mengernyitkan dahinya. Pingsan karena luka goresan di lengannya? Dasar lemah! Tapi luka goresan itu memang cukup dalam.
"Setelah keluar dari kamar anda, tangan Mr. Maxwell terluka. Saya rasa itu lah yang menyebabkan dia hampir saja pingsan."
Cherry tersenyum miring. Hampir pingsan kan, tidak mati?
"Setiap saya melihat anda menatap Mr. Maxwell, anda terlihat sangat membencinya," tebak Cecilia dan tebakannya tepat sasaran.
"Aku membencinya karena perlakuannya begitu buruk padaku. Dia bejat, tidak memiliki hati, selalu memaksakan kehendaknya. Apa menurutmu aku akan diam saja diperlakukan seperti itu oleh pria iblis ini?" Cherry menggelengkan kepalanya. "Rasanya aku ingin membunuhnya jika aku memiliki kesempatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I MEET THE DEVIL [COMPLETED]
Romance📢 CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKTIF BELAKA YANG DITULIS BERDASARKAN IMAJINASI PENULIS SEMATA!!! *** Cherry Aldann Emanuele, tak menyangka kepergiannya ke kota London untuk menapakkan karir modelling nya di kancah internasional akan berujung pada "MA...