BAB 36 : Stalker

24.7K 1.3K 44
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Sambil fokus menyetir, Dewangga terkekeh pelan kala teringat pada ucapan-ucapan Ibu-ibu muda di sekolah Arabella tadi. Saat mengantar anak-anak mereka, Ibu-ibu muda itu terang-terangan menggodanya dengan mengatakan siap menjadi Ibu sambung Arabella jika hingga saat ini pria setampan Dewangga masih tak memiliki calon istri.

Ya, Dewangga mengatakan pada mereka yang selalu ingin tahu akan dirinya bahwa ia adalah orang tua tunggal untuk Arabella. Dewangga tidak menikah karena ia memang tidak memiliki calon istri. Jangankan menikah, kekasih pun ia tak punya.

Dewangga tidak mengatakan bahwa sesungguhnya ia tak suka berkomitmen. Meski Dewangga tahu mereka hanya bercanda dan menggodanya saja, tapi Dewangga sadar, ini adalah Jakarta bukan London. Culture dan kehidupan bermasyarakat di Jakarta dan di London pun berbeda.

Sungguh, Ibu-ibu muda itu sudah berhasil menghiburnya dengan candaan mereka.

Di sisi lain Dewangga senang karena kini ia dan Arabella sangat dekat. Ia melakukan tugas-tugas selayaknya Ayah pada umumnya. Ia juga lah yang mengantar jemput Arabella ke sekolah. Hal yang tak pernah ia lakukan saat Arabella tinggal di London karena ia mempercayakan Arabella sepenuhnya pada Jonathan dan Cecilia.

Dan setelah mengantar Arabella ke sekolah tujuan Dewangga selanjutnya adalah ke kantor menemui Dewinta. Ia bahkan menuruti apa pun ucapan Dewinta termasuk dengan pakaian yang harus ia kenakan. Ya, Dewinta memintanya untuk memakai pakaian formal saat datang ke kantornya. Jika tidak, maka Dewinta akan meminta petugas keamanan untuk mengusirnya.  Neneknya itu benar-benar memanfaatkan keadaan dengan mengaturnya sedemikian rupa.

Berbicara mengenai perusahaan miliknya di London, Dewangga bisa memantau perusahaan itu meski dari Jakarta sekali pun. Ada Alvaro dan pegawai lainnya yang bisa ia percaya untuk ini selama ia berada di Jakarta. Mungkin minggu depan ia akan kembali ke London tanpa Arabella karena Arabella lebih senang tinggal di Jakarta. Dewangga yakin jika nantinya ia akan sering bolak-balik Jakarta-London hanya untuk menemui putrinya.

Mobil Dewangga pun berhenti saat tiba di lampu merah. Tanpa sengaja ia menangkap sesosok wanita cantik yang belakangan ini tak pernah absen dibicarakan oleh Arabella. Ya, dia adalah Cherry.

Dewangga melihat Cherry baru saja keluar dari toko bunga kemudian Cherry masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tanpa pikir panjang, Dewangga berputar arah kemudian mengikuti mobil Cherry dari belakang. Tunggu! Sial! Apa yang sudah ia lakukan? Kenapa belakangan ini ia sangat ingin tahu mengenai apa saja yang Cherry lakukan? Sungguh, ia benci dirinya yang seingin tahu ini.

***

Setelah berbicara satu arah panjang lebar dengan Chicko sembari menaburkan bunga kesukaan Chicko di atas pusaranya, pada akhirnya Cherry mengatakan apa yang sesungguhnya mengganjal di hatinya.

I MEET THE DEVIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang