BAB 43 : Pregnant?

28.6K 1.2K 54
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Aart melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Ia kesal Cherry, kekasihnya itu sulit sekali di hubungi. Sehari saja tidak bertemu Cherry, Aart sudah sangat merindukannya. Dan hari ini ia belum bertemu dengan Cherry karena kesibukan mereka masing-masing. Saat ia menghubungi Cherry untuk mengajaknya bertemu, gadis itu tidak bisa dihubungi.

Sebenarnya apa yang Cherry lakukan?

Tak lama sebuah pesan masuk ke ponselnya. Cherry memberikan kabar bahwa Arabella di culik. Tapi sungguh, Aart tidak peduli! Arabella tidak kembali pun ia tidak peduli. Itu terdengar lebih baik. Justru ia senang Arabella tiada, maka dengan begitu Cherry tidak akan lagi menemuinya.

Sungguh! Aart tidak suka dengan kedekatan yang terjalin antara Cherry dan Arabella. Aart tidak menyukai Arabella karena gadis kecil itu sudah berhasil membuat Cherry menyayanginya.

Aart juga tidak suka saat Cherry rutin mengunjungi makan mantan calon tunangannya. Hei! Pria itu sudah mati tapi kenapa Cherry masih saja melakukan hal yang sia-sia?

Tapi biarkan saja, lagi pula pria itu sudah mati dan tidak akan mungkin merampas Cherry darinya. Cherry tidak boleh menyayangi siapa pun, hanya ia lah yang berhak mendapatkan kasih sayang itu mengingat kini ia lah kekasih Cherry.

Jika Cherry menginginkan anak kecil seperti Arabella, Aart bisa memberikannya. Tak hanya 1 orang anak, 5 anak atau pun 10 anak seperti Arabella, Aart siap memberikannya kapan pun Cherry mau dan kapan pun Cherry siap.

Aart tersenyum penuh arti. Berbicara mengenai anak, terbersit di benaknya bayangan mengenai bagaimana wajah anaknya dengan Cherry nantinya. Pasti akan setampan dirinya dan secantik Cherry, Ibunya. Ahh, Aart benar-benar sudah tidak sabar ingin segera menjadikan Cherry sebagai istrinya. Ya benar, seserius itu ia pada Cherry.

Saat Aart akan beranjak dari ranjang, ponselnya kembali berdering dengan sangat nyaring. Aart pikir itu Cherry tapi rupanya ada nomor asing yang belakangan ini rutin mengganggunya itu kembali menghubunginya.

Aart menatap malas layar ponselnya. Aart terlihat berpikir saat akan menerima panggilan tersebut. Sejujurnya ia kesal diteror terus menerus oleh nomor asing itu.

Dan pada akhirnya dengan sangat terpaksa Aart pun menerimanya.

"Akhirnya kamu menerima telepon dariku juga, Aart."

"Kimberly." Aart terbelalak kaget saat mengetahui bahwa Kimberly, mantan kekasihnya yang baru ia putuskan tak lama setelah ia kembali ke Indonesia itu lah yang kini tengah meneleponnya. Aart mengakhiri hubungannya dengan Kimberly selain karena Aart tidak ingin menjalin kasih jarak jauh adalah karena ada alasan lain, Cherry.

Ya benar. Saat Aart bertemu Cherry, Aart tertarik pada Cherry.

"Kenapa sulit sekali menghubungi mu?"

I MEET THE DEVIL [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang