⭐FEEDBACK, PLEASE⭐
Revenge by VayeshaLin
Present:S2 • Chapter 13
“Aku sarankan kau menyerah pada Lee Taeyong.”°°Φ°°
Di sebuah bar yang bising, beberapa orang berpakaian meriah berkumpul di satu sudut paling dalam. Mereka mengenakan pakaian formal dengan corak yang beragam, aksesoris besi yang nampak berat, dan rokok di antara jemari. Walaupun bar tersebut adalah tempat umum, tak jarang beberapa orang, baik yang mabuk dan sadar sengaja berjalan menjauh dari kerumunan aneh tersebut. Sudut itu memancarkan aura mencekam dan asap rokok mengambang dimana-mana. Orang-orang dengan postur yang tinggi dan besar menjadi penghuni di sana.
Ada satu ruangan pribadi yang dijaga oleh mereka. Isinya hanya dua orang dan beberapa wanita sewaan. Namun orang-orang di luar tetap melempar tatapan tajam bagi siapapun yang lewat.
"Pabrik di ujung Timur sudah dijatuhkan." Satu di antara mereka memulai percakapan pada orang yang duduk di antara para wanita.
Pria berambut pirang cepak itu mendongak menatap bawahannya yang baru saja melapor. "Jatuh?" tanyanya santai. Namun bawahan itu bisa merasakan ancaman yang besar di balik nada santainya.
Ia berjuang untuk membuat suaranya tidak gemetar. "Ya. Pabrik diserang oleh kumpulan orang bersenjata tiba-tiba. Beberapa obat yang sempat disimpan di sana... dibakar habis."
Brak!
Pria keturunan Amerika itu menendang meja hingga retak. Ia melempar satu gelas kaca yang tepat pecah di kepala si bawahan. Dengan marah ia mengusir para wanita yang ia sewa. Menyisakan dirinya dan si bawahan yang masih menunduk takut. "Siapa?" tanyanya lagi.
"Penyerang tidak diketahui identitasnya. Metode yang digunakan terkesan seperti bermain-main, tetapi tidak ada jejak yang tertinggal. Bandit gunung yang kita beli juga ditemukan tewas tak jauh dari pabrik." Bawahan itu bertekad menyelesaikan penjelasannya. Walaupun ia harus disiram anggur setelahnya. Lalu satu tamparan keras ia dapat di pipinya.
"Bermain-main? Kau pikir aku datang ke Korea untuk bermain?! Kenapa informasinya bisa bocor?! Anjing tak berguna!" Pria itu berteriak dengan marah dan kembali menampar sang bawahan.
Pria malang itu sudah jatuh ke lantai. Meringis nyeri karena kedua pipinya yang sudah bengkak. "Kami masih melacak pelaku. Ada kemungkinan ini campur tangan dari organisasi yang ada di Korea," gagap sang bawahan.
Pria Amerika itu menyipitkan matanya. "Organisasi di sini?"
"K-Kemungkinan Lacosta—"
"SHUT YOUR FUCKIN MOUTH! Jangan menyebutnya! Kau mau mati?!" Pria itu tak habis pikir. Ia memang punya kuasa, tetapi untuk Lacosta, menyebutnya saja ia enggan. "Kita sama sekali belum pernah bersentuhan dengan organisasi sebesar itu. Jangan menyeretku ke neraka dengan sia-sia," geramnya.
Ia kesal karena sudah mendapat rugi besar karena obat yang seharusnya terjual tiba-tiba dibakar dan bawahan bodohnya tak tahu siapa pelakunya. Ia hanya berniat melebarkan akses jual antar-benua dan mencoba menarik satu organisasi pembunuh bayaran terkenal untuk melakukan transaksi. Di tengah jalannya, tiba-tiba ada informasi yang membuatnya kesal setengah mati.
"Lacak terus sampai dapat. Kalau gagal, kau bebas lompat kapan saja di Sungai Han." Dengan sebuah peringatan, bawahan itu keluar dari ruangan dengan cepat.
Pria Amerika itu meminum anggur yang masih ada. Mengabaikan kekacauan yang baru saja dibuatnya. Di kepalanya berputar banyak kemungkinan untuk kasus barusan. Jika memang ada yang menargetkannya, seharusnya itu bukan tanpa alasan. Ia bisa dibilang aman terkendali di Amerika dan tak ada yang harus ditakuti. Namun di Korea, tanah yang baru sekali ia pijak, ia diserang di tengah jalan. Kebocoran informasi mungkin terjadi jauh sebelum ia tiba di Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge [JAEYONG]
Storie d'amore❝Jika aku diberi kesempatan, aku akan menebus dosa-dosaku.❞ 🔱 Please give ur feedback with Vote 🔱 Kisah dari seorang pria manis yang mencoba memperbaiki kisah hidupnya. Menghargai segala hal yang ia miliki, menghindari tragedi, dan membalas dendam...