Sakit jiwa ya? hahaha

142 36 10
                                    


HAPPY READING🐣
.
.
.

Seiring dengan berjalannya waktu, semua akan baik-baik saja.

- Abhi Baskara Gio -

"Dek lo mau kan?"

"Mau apa sih bang, kan udah gua bilang dari tadi kalau enggak ya enggak!, jangan paksa gua terus, percuma bang"

"C'mon sis, this is all for your health", paksanya sambil mengedipkan sebelah matanya, udah kayak om-om pedo saja batin ku

"Gak usah sok Inggris deh lo bang kalo nilai bahasa Inggris lo masih 95", decak ku kesal

Bang satria hanya mengelus dada sabar gini amat adek gua "Iya deh yang slalu dapat nilai sempurna mah beda", jawabnya yang membuatku menahan tawa lucu

"Jadi lo mau kan?", tanyanya lagi dan tetap mendapatkan penolakan dariku

"ENGGAK"

kulihat bang satria mengusap wajah nya kasar "kenapa sih lo slalu nolak ajakan baik gw hah?!, ini semua demi kebaikan lo anya, gua gak mau lo kenapa kenapa lo tu ngerti gak sih"

"emang dengan gua ngelakuin semua itu, semuanya bakalan berubah?", tanyaku langsung dan menatap netra hitam lekat milik bang satria, "Apa dengan gw checkup rutin, gua minum obat, gua ikutan terapi, apa dengan semua itu, gw bakalan sembuh,hah?! apa dengan itu semua orang tua kita bakalan berhenti nuntut dan peduli sama gua?!", aku menjeda kata-kata ku dan tertawa renyah,"ha-ha-ha, enggak bang enggak! semuanya gak bakalan pernah berubah, gua bakalan tetap abis sama penyakit gua, dan ya mreka juga gak bakalan peduli sama gua bang, GAK AKAN PERNAH!", teriakku frustasi dan membanting vas bunga yang tergeletak apik diatas meja belajarku

bang satria yang melihatku kacau seperti itu hanya meneteskan air mata sambil terduduk lemas tak berdaya dilantai kamarku dan sesekali mengucapkan kata maaf tanpa bersuara
.
.
.
Sebenarnya kemarin waktu sepulang sekolah bang satria langsung mengajakku untuk langsung pergi checkup ke rumah sakit MEDICA, disana aku ditangani oleh dokter Radit, dokter spesialis jantung, aku dan bang satria slalu kemari jika mau melakukan checkup

Sebenarnya aku slalu rutin checkup kesini tanpa sepengetahuan bang satria, dan yah bisa dibilang keadaan jantungku slalu memburuk tidak pernah membaik, kalaupun membaik itu cuman sedikit sekali dan besoknya pasti turun lagi, karena itu aku slalu membuang hasil checkup ku selama ini biar bang satria tidak tau apa yang sebenarnya terjadi denganku dan ia tidak khawatir. tapi semua itu sia-sia setelah aku di cek, dokter Radit malah memberitahu bang satria tentang keadaan jantungku akhir-akhir ini yang slalu menurun dan ia menyuruhku untuk ikutan kemoterapi jantung dan karna itu bang satria dari kemarin tidak ada hentinya buat ngebujuk ku ikutan terapi.

Sebenarnya aku ingin mengikuti terapi itu, tapi aku tidak ingin kejadian kemarin keulang lagi.

Kemarin aku benar-benar bolos les privat ku dan membuat papa marah besar, saat aku dan bang satria sampai pulang kerumah papa tiba-tiba keluar dari ruang kerjanya dan langsung menampar bang satria sampai mulutnya keluar darah, "sudah berapa kali papa bilang satria!, kamu jangan ikut campur!!", teriaknya murka

" Kenapa sih pah, gak jelas banget, trus apa maksudnya gua gak boleh ikut campur?! Anya adek satria pah jadi satria berhak untuk ikut campur!", jawabnya dengan nada sedikit meninggi

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang