kesempurnaan(?)

37 20 0
                                    

PLAKKK

"anak kurang ajar! gimana bisa kamu dapat nilai serendah ini disemua mapel hah? bahkan tidak ada satupun nilai yang sempurna, bodoh!", Sonya melempar raport putrinya kearah lantai dengan kesal, "mama nyesel  sekolahin kamu, kalo kamu cuma dapat nilai rendah kaya gini", ucapnya kembali dan pergi meninggalkan putrinya sendiri disana.

"Anya..lo gapapa?", tanya Siska—murid satu kelas dengan Anya yang melihat semua kejadian yang sudah dilakukan Sonya kepada putrinya

Anya hanya menggeleng tidak berani mengangkat wajah nya karena masih ada Siska disana, ia tak ingin orang lain tau betapa hancur dirinya, "gua gapapa kok sis, lo bisa pulang duluan... gua mau beresin barang-barang gua dulu"

Siska hanya mengangguk mengiyakan, Siska tau mungkin Anya masih butuh waktu buat sendiri, "yaudah gua pulang ya? lo nanti juga cepetan pulang oke?", Anya hanya mengangguk mengiyakan.

tanpa Anya sadari sebelum Siska pergi ia mengetikkan sebuah pesan kepada seseorang sebelum dirinya benar-benar pergi, ia memberitahukan semua yang terjadi kepada Anya.

Anya mengangkat wajahnya menatap kearah sekeliling, 'kosong' batinnya.
sekeliling Anya hanyalah terdapat dinding-dinding kelasnya buku-bukunya yang berserakan, dirinya yang sedang kacau, tanpa Anya sadari air matanya jatuh begitu derasnya, "gua harus pulang kemana?"

"AAARRGGGHHHHHH", Anya memekik tertahan, seketika dirinya ambruk tak berdaya Anya lemas sudah tidak ada tenaga lagi untuk menopang tubuhnya, Anya hanya memeluk lututnya erat memeluk dirinya sendiri, bahkan dengan kondisinya yang saat ini hanya dirinya sendiri lah yang ada untuk menemaninya.

perasaan kacau, kecewa dengan dirinya sendiri bahkan dengan sang ibu yang terus tercampur aduk sejak tadi membuat isakan itu semakin terasa pilu, Anya ingin mengakhiri ini semua, tapi bagaimana caranya?, Anya lelah dengan semua ini dia ingin mengakhirinya saat ini juga, tapi bagaimana caranya? Anya bingung dan yang dilakukan hanyalah bisa pasrah, menangis, dan menangis mengadu kepada sang Pencipta bahwa dirinya juga lelah dengan semua ini.

"hahaha... miris sekali idup lo ay, bahkan mungkin saat lo mati aja juga lo sendiri yang ngubur jenazah lo, hahaAAARRGGGHHHHH", Anya menangis sekencang-kencangnya dirinya sudah lelah ia hanya ingin menangis untuk meredakan semua amarah dan kekesalannya.

tanpa Anya sadari, ada seseorang dibelakang Anya melihat semua apa yang Anya lakukan, seorang itu hanya terdiam menatap Anya dengan tatapan datar, untuk beberapa saat seorang itu iba dengan keadaan yang terjadi terhadap Anya, namun detik itu juga ia meninggalkan ruangan itu meninggalkan Anya disana sendirian bersama sunyi yang menemani.

🥀🥀🥀

Anya berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi, dirinya akan pergi kemanapun kakinya melangkah Anya tak peduli dengan baju sekolahnya yang sudah lusuh berantakan, rambutnya yang sudah tidak tertata kembali, matanya yang sudah memerah dan sembab, dan jangan lupakan tangannya yang sedaritadi mengeluarkan darah.

Anya berjalan dengan perasaan hancur, sehancur hancurnya hatinya sudah terlalu rapuh, pikirannya kalut, ia lebih memilih pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti, "pasti abis sampe rumah nanti gua disiksa lagi... lo dimana bang? lo bilang lo bakalan lindungin gua, slalu ada buat gua kalo gua kayak gini, terus... sekarang lo dimana saat keadaan gua udah kayak gini?.. ha-ha-ha bulshit"

setelah mengatakan hal itu Anya kembali diam, dan berjalan kembali.

setelah beberapa saat berjalan anya sampai didepan rumah kediaman atmaja, ia hanya berdiri menatap kosong gerbang hitam yang tertutup didepannya, dirinya enggan untuk melangkah masuk hingga akhirnya untuk beberapa saat anya memutuskan untuk masuk.

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang