Semua akan baik-baik saja, percayalah Tuhan tak semata-mata memberikan luka dan tawa begitu saja, ada banyak makna dan pelajaran yang disimpan didalamnya.
Belajar untuk ikhlas dan menerima
.
.
.
.
Happy reading!!"kami membutuhkan donor darah dengan golongan O secepatnya, jika sampai besok pagi tak ada pendonor, maka hanya Tuhan lah yang bisa menyelamatkan nya, kami hanya berusaha sebaik mungkin"
"Saya dok, saya akan mendonorkan darah saya", saut Gio tanpa pikir udah kali, karna yg sekarang ada dipikiran nya hanya anya-anya dan anya
"Tapi pasien membutuhkan 3 kantong darah untuk saat ini, dan kami hanya bisa mengambil satu kantong darah dari pendonor", kata dokter itu ragu-ragu
" gak papa dok, dokter bisa ngambil sebanyak mungkin darah dari saya asalkan anya selamat "
Dokter hanya menggeleng kepala, "tapi itu akan sangat beresiko kepada tuan sendiri jadi saya rasa kalian cari saja 2 orang pendonor lagi, dan nanti kalau sudah siap kalian bisa langsung ke ruangan saya, trimakasih.", dokter itu meninggalkan bi Ina dan Gio dengan perasaan yang berkecamuk, entahlah
Gio menatap bi Ina ragu-ragu, " Bi, apa anya tak punya kesamaan darah dengan keluarganya? "
Bi Ina hanya menggeleng, "neng anya punya kesamaan golongan darah dengan den satria sama tuan", Gio hanya mengangguk paham tanpa mengatakan pendapat
" coba bi Ina terus telpon bang satria sampai dijawab, nanti biar saya yang donor 2 kantung darah buat anya dan menggantikan om Ardi"
💉💉💉Ditempat lain satria masih berkutat dengan laptopnya untuk mengetikkan skripsi dan persiapan sidangnya dirumah Juna--sohibnya---
"Sat, lo gak pulang?", juna duduk disamping satria dengan segelas coklat panas ditangannya
Satria yang mendengar memicingkan matanya, " ngusir gua lo?", juna berdecak, "gak gitu sat, lo disini udah ada seminggu, lo gak khawatir apa sama adek lo? kabarin kek, biadap banget lo jadi abang", kesalnya sambil menyeruput coklat panasnya.
Satria menepuk jidatnya, " oh iya gua lupa, untung lo ingetin", satria mencari-cari handphone nya dan saat akan menelpon ternyata handphone satria mati, "hape gua mati jun", cengirnya yang membuat juna tega untuk menendangnya
" yakan lo punya laptop bego, telpon lewat situ kan bisa, ck! lo jadi orang jangan bego-bego banget napa sih sat?, mentang-mentang goblok aja semuanya lo embat", dengkusnya kesal
"Mulut lo belum pernah cipokan ama sepatu gua ya?... lemes banget ngomongnya", kesal satria
" gua gak apal nomernya anya njir, trus ini gimana?!", lanjutnya
"yaudah sono lo isi dulu batrai hape lo ege, entar kalo udah nyalo lo telpon tuh adek lo", satria hanya menghela nafasnya kasar dan mencak-mencak gak jelas membuat juna hanya bisa geleng-geleng kepala.
" Jun! ", panggil satria saat udah balik dari cas hape nya
" Paan", acuhnya
"Prasaan gua gak enak jun, aya kenapa ya sekarang?baik-baik aja kali yaa"
Melihat satria yang gelisah membuat juna iba, ia pun berdiri dan berjalan kearah sastra memegang punya sahabatnya itu, "kalo perasaan lo gak enak, sekarang lo pulang dulu gua anter"
Satria yang mendengar tersenyum simple tiba-tiba ide jail muncul diotaknya satria memegang pinggang juna membuat juna terkejut, "makasih ayang", saat ingin mencium pipi juna satria malah mendapatkan tabokan dikepalanya, " Najis sat! Lepasin anjing ngeri gua!", umpatnya membuat satria tergalak
KAMU SEDANG MEMBACA
02.59 '🅔🅝🅓'
General Fiction⛔FOLLOW DULU SEBELUM BACA⛔ kalo suka sama cerita ini jangan lupa vote dan komennya gaiss 🥰🥰🥰🥰 sebagai manusia, kita hanya bisa menjalani keadaan yang sudah ditakdirkan Tuhan untuk kita dengan tulus dan ikhlas, entah itu baik atau buruk, menderit...