sudah hampir dua bulan semenjak kejadian itu anya masih saja belum keluar dari masa kritisnya, kondisinya masih sama saja saat seperti anya pertama kali dibawa ke ruang ICU ini.
mungkin hanya keajaiban dan kebaikan hati sang Pencipta lah yang dapat membantu membangunkan anya.
wanita itu sudah duduk sendiri lama disamping putrinya yang sedang berbaring tak berdaya. dalam benaknya banyak sekali pertanyaan yang ingin dirinya tanyakan tapi harus tanya kesiapa? apa yang terjadi dengan putrinya? mengapa tidak ada yang memberitahunya jika putrinya memiliki riwayat penyakit jantung? lalu apa penyebabnya?
clekkk...
pintu ICU terbuka dan memperlihatkan gio disana dengan membawa buket bunga ditangannya.keduanya terkejut dan saling melemparkan pandangan satu sama lain.
gio berjalan mendekat kearah anya dan meletakkan buket bunga ditangannya disamping anya berbaring dan berjalan mendekati perempuan paruh baya itu yang membuatnya bangun dari tempat duduknya
gio tersenyum simpel, "ibu siapa? apa bu salah kamar"
"saya tidak salah kamar, ini ruangan putri saya", jawabnya dengan tenang
gio mengerutkan dahinya, apa yang ibu ini katakan? putrinya? bukannya mama anya bu sonya?'
" tapi bukannya mama anya itu bu son-"
"saya mama kandungnya, kamu sendiri siapanya anya?", bantah nya sebelum gio menyelesaikan ucapannya.
gio hanya diam tak bersuara, dirinya sangat bingung, otaknya benar-benar sulit untuk mencerna apa yang dikatakan wanita didepannya ini.
"nak.. kamu siapanya putri saya?", tanyanya sekali lagi dengan suara yang lembut.
"saya sahabatnya anya"
wanita itu hanya mengangguk, kemudian mendekati gio dan memegang tangan gio sambil dielus, "nak.. apa kamu bisa ceritakan apa yang terjadi pada anya selama ini?"
gio tidak menjawab dan hanya diam, bukannya ingin berburuk sangka hanya saja ini menyangkut anya dan keluarganya, gio hanya takut orang yang ada didepannya ini mengaku ngaku untuk mencari identitas anya untuk mencelakai nya.
bisa saja terjadi kan itu? mungkin karena anya anak dari tuan Ardi, pengusaha ternama yang sudah mendunia, atau mungkin karena dendam keluarga yang ingin dibalas kan kepada anya, atau bahkan lainnya, bisa saja kan?
"sebelum saya ceritakan tentang anya, apa bisa nyonya buktikan kalau nyonya memang mama kandung dari sahabat saya?"
wanita parung baya itu mengangguk mengiyakan, "saya bersedia menceritakan, tapi tidak disini", katanya sambil menoleh kearah putrinya yang masih tak berdaya
"... saya tidak ingin putri saya mendengar apa yang kita bicarakan sekarang.", lanjutnya.
gio mengangguk paham, mungkin yang dikatakan wanita ini benar, jika anya mendengarnya dan ternyata itu adalah kebenarannya bisa membuat anya semakin sedih.
keduanya pergi dari ruangan itu dan menuju kearah taman rumah sakit.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
02.59 '🅔🅝🅓'
General Fiction⛔FOLLOW DULU SEBELUM BACA⛔ kalo suka sama cerita ini jangan lupa vote dan komennya gaiss 🥰🥰🥰🥰 sebagai manusia, kita hanya bisa menjalani keadaan yang sudah ditakdirkan Tuhan untuk kita dengan tulus dan ikhlas, entah itu baik atau buruk, menderit...