bukan semesta tapi mereka

47 20 0
                                    

"DIA BUKAN DARAH DAGING MAMAH SATRIA!"

"MAH!!"

"kenapa mas? biarin aja.. biar anak kurang ajar ini tahu siapa dia yang sebenarnya, aku udah muak liat wajahnya"

"mamah ngomong apa si mah,cukup"

"kenapa?! memang benar dia bukan darah daging saya... dia ini ANAK HARAM, ANAK YANG TIDAK DIINGINKAN..!! "

"MAH"

"kenapa pah? benar kan kata mamah? Anya anak diluar nikah kamu sama selingkuhan kamu 17 tahun yang lalu!! DIA BUKAN ANAKKU BUKAN DARAH DAGINGKU, TAPI DIA ANAK DARI HASIL HUBUNGAN GELAPMU SAMA WANITA LAIN ARDI!!"

ucapan demi ucapan masih terdengar jelas hingga sekarang ditelinga Anya, sudah satu minggu berlalu namun rasa sakit yang dirasakan masih sama seperti hari itu, hari dimana yang jika seandainya bisa Anya tak ingin hidup dihari itu, "ARRRGGGHHH SIALAN!! SIAPA JUGA YANG PENGEN HIDUP HAH?! KAPAN GUA BBILANG PENGEN DILAHIRIN!, HAAARRGHHH"

"nak astaga puji Tuhan, apa yang terjadi, cukup Anya cukup", ani mencoba menenangkan putri majikannya itu.

sudah semenjak kejadian itu anya pergi dari rumah dan tidak ada satupun yang tahu jika anya dirumah bi Ina, bukannya tidak ingin memberitahu keluarga anya hanya saja anya melarangnya untuk memberi tahu siapapun, jika saja bisa Ina memberi tahu keberadaannya anya akan pergi dari rumah bi Ina.

" yang sabar ya neng, ibu tahu ini berat buat neng anya, tapi mau gimana lagi, neng tau sendiri ibu cuma art dirumah itu"

anya semakin memeluk erat bi Ina, tangisnya semakin terisak mengingat kenapa nasibnya begitu kejam, jika saja tidak ada bi Ina dirinya yakin akan mati ditangan keluarganya sendiri saat itu.

waktu berlalu begitu cepat, jam dinding sudah menunjukan pukul tujuh malam.

saat anya terbangun dari tertidurnya anya melihat sekeliling, sangat sepi, mungkin bi Ina belum pulang dari rumahnya. anya beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar rumah, ia melihat sekeliling rumah bi Ina, sangat sederhana namun banyak kehangatan didalamnya yang tidak pernah anya rasakan dirumahnya yang bisa dibilang megah.

anya tersenyum getir, tanpa sadar air matanya kembali menetes, mengingat betapa kejamnya keluar Ardi kepadanya, apa salahnya, kenapa hukumannya sekejam ini?

🥀🥀🥀

Anya berjalan tanpa arah ditengah-tengah jalan yang terbilang sangat sepi, tidak ada rasa takut sedikitpun, anya terus berjalan hingga rintik hujan dimalam itu terasa semakin deras. tidak ada yang dipikirkannya hanya saja pikirannya sedang kacau.

"hehe ternyata gua cuma anak jalang, pantesan nasib gua slalu sial..", gumamnya pelan.

tanpa anya sadari dibelakangnya ada sebuah mobil yang berjalan kencang, dan..

TINNNNN.....

"AAAAAAA...."

"AWASSSS!!!"

srekk..... brukkk...

anya tertabrak dan terpental jauh hingga sampai ketengah jalan raya, naasnya setelah tertabrak mobil itu badannya yang kecil jatuh diatas pemotor yang sedang melaju kencang, membuat pemotor itu jatuh, namun anya terseret oleh motor yang terus melaju hingga menabrak lampu jalan.

hujan semakin deras, darah dari korban tabrakan beruntun itu terus saja mengalir hingga warga takut karena didaerah kecelakaan air hujan menjadi merah keruh dan berbau tak sedap. tak ada yang berani keluar rumah dengan kondisi tersebut, mereka masih takut dn trauma dengan suara tabrakan dan teriakan teriakan korban.

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang