tempat yang salah

89 34 9
                                    

HAPPY READING 🐣
.
.

kalo ada typo ingatin yak
.

.

Akhirnya setelah satu minggu anya ada diluar kota buat ikutan olimpade sains ia sudah pulang juga,  dan sekarang anya sedang rebahan diatas kasurnya dan mengingat-ingat jawaban apa saja yang salah dan  kenapa dia bisa seceroboh itu sampai-sampai dia  mendapatkan juara dua yang akhirnya hanya membawa pulang medali perunggu dan Piagam saja.

"haah,  maafin anya pah karena udah ngecewain papa lagi", katanya lirih sambil  menutup matanya perlahan

Tok tok tok

" dekk", suara dari balik pintu itu membangunkannya dari pejaman matanya

"Masuk bang gak dikunci"  katanya tanpa berniat berdiri dari tidurnya

terdengar suara pintu yang terbuka dan menampilkan sosok bertubuh bongsor dan tinggi didepan pintu,

lelaki itu menghampiri anaya yang sedang rebahan diatas kasurnya dengan berkecak pinggang, "ck!!, udah napa sih dek lagian lo jg udah usaha biarin aja klo emng si tua bangka itu minggat lagi, biarin aja  karena itu bagus buat lo gausah dipikirin", cercanya dan langsung dan langsung mendaratkan bokongnya dikasur samping anya tidur.

anya mengusap wajahnya frustasi, "tapi bang, lo tau sendiri kan papa tadi marahnya gimana? gua udah ngecewain dia sampai kayak gitu bang", katanya perlahan dan dengan  rasa bersalah yang amat besar

**FLASHBACK ON**

" anya pulang ", kata anak perempuan sambil masuk rumahnya dengan lesu, dan langsung disahuti seorang pria paruh baya yang ternyata adalah Ardi, ayahnya sendiri

"gimana hasilnya?, kamu juara kan?", tanyanya mengintimidasi dan mendapatkan anggukan langsung dari anya

Ardi pun tersenyum senang dengan jawaban yang diberikan Anya, " juara satu kan? "

Anya bingung harus jawab gimana

"jawab dong kalo ditanya sama papanya", ucapnya masih dengan nada lembut dan menghampiri Anya yang sendiri tadi berdiri dihadapannya

anaya sesegera mungkin menetralisirkan nafasnya dan memberanikan diri menatap Ardi--papanya--, Anya tersenyum getir  dan menggeleng kuat, " juara dua pah", katanya sambil menunjukkan mendali perunggu dan sertifikat yang ia bawa sendiri tadi.

untuk beberapa saat hanya keheningan yang menyelimuti keduanya,  Anya dengan senyumnya yang tak pernah luntur dan Ardi pun dengan mukanya yang datar-datar saja,  sampai tiba-tiba...

Plakkk

seketika tubuh anya terhempas dan hampir saja jatuh ke lantai jika satria tak memeganginya

iya, sebenarnya anak laki-laki itu sudah pulang nongkrongnya sendiri tadi, dan hanya melihat percakapan ayah dan anak perempuannya itu, dan saat Ardi menatap anya datar ia langsung mengerti dan sesegera mungkin menjumpai mereka, karena setelah ini ia yakin ayahnya itu pasti akan bermain tangan dan kalian lihat sediri kan? anya hampir saja jatuh tersungkur ke lantai karena tamparan yang baru saja diberikan kepada anya.

"anak gak tau diuntung, kamu itu benar-benar gak berguna ya!!, papa hanya minta kamu buat jadi juara satu di Olimpiade sains itu, tapi nyatanya apa?!  kamu malah dapat yang kedua, bener-bener gak berguna, nyesel papa gedein kamu sampai sebesar ini kalo kamu nya aja gini!", bentuknya kepada anya

sakit?, ah tenang saja gua gapapa, lagian udah biasa kan dapat kata-kata kayak gini?, lantas mengapa harus menangis? cengeng banget, ha-ha-ha-ha", anya tertawa renyah didalam hatinya yang sudah merasa sesak karena ayahnya ini dan sekali lagi anya harus menguatkan hatinya lagi untuk mendengarkan cacian ibunya nanti saat ia bertemu dengan wanita paruh baya itu,  tapi untungnya ibunya itu sedang ada diluar kota untuk mengembangkan bisnis butik nya, jadi tinggal tunggu hari esok datang aja dan lihat apa yang akan dilakukan ibunya tercinta.

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang