senja

43 21 0
                                    

"KAKAA!!", panggil anya untuk seorang yang ada diseberang sana.

seorang yang ada diseberang sana hanya tersenyum melihat sosok perempuan mengenakan sweeter pink dan rok pendek seatas lutut serta rambut panjang yang tergerai berlari menghampirinya.

"kaka... ngapain disini?"

"abis berdoa,kenapa?"

"ohh", anya sedikit kecewa karena Gio tak mengingat tentang hari spesial ini, namun kekecewaan itu tidak bertahan lama.

"Anya tau ga kaka abis doa apa sama Tuhan?"

"apa ka?"

"kaka harap Anya sehat selalu, dikuatkan pundaknya, selalu tersenyum, sabar dan mangkin cantik lagi, selamat ulang tahun cantik nya kaka", Gio berucap seraya mengelus pucuk kepala Anya.

Anya tak bisa menyembunyikan rasa senangnya ia langsung memeluk Gio erat, "makasiii kaka, Anya kira kaka lupa sama hari ini"

"ga mungkin kaka lupa sama hari spesial nya orang yang paling spesial dihidup kaka", Gio menjauhkan badan anya dari pelukannya menatap anya dengan lekat seraya tersenyum, "mau lihat senja sore ini?"

mata anya berbinar, sudah lama sekali dirinya tidak melihat senja, "MAUUU!!"

"let's go, kita berangkat sekarang?"

anya mengangguk dan meraih tangan Gio untuk segera berlari menuju parkiran.

"pakai helm nya dulu, biar aman"

anya hanya tersenyum seperti anak kecil saat Gio memasangkan helm untuknya.
selesai Gio memakaikan helm untuk keduanya, Gio menyuruh Anya untuk naik ke jok belakang motornya dengan hati-hati.

"pegangan"

seperti anak itik yang slalu nurut dengan majikannya, anya langsung saja memeluk pinggang Gio tanpa ragu.

"udah?"

Anya mengangguk dengan antusias yang bisa Gio lihat dari spion motornya, ia tersenyum melihat hal itu, hatinya menghangat dan berdegup sedikit kencang, entahlah perasaan apa sebenarnya ini, mungkin saja karena Gio menganggap Anya sebagai adiknya makanya memiliki rasa seperti ini saat dengan Anya, iya kan?

"kaka"

"iya, kenapa?"

"jantung kaka kenapa deg deg nya kencang banget? kaka sakit?", khawatir Anya yang malah membuat Gio salah tingkah.

"eehh eh apa? udah pegangan yang erat kita berangkat sekarang", Gio melajukan motornya secepat mungkin untuk menghindari kecanggungan yang ia rasakan.

diperjalanan anya melihat lihat sekelilingnya yang banyak ditanami pepohonan, menikmati ciptaan Tuhan yang begitu indah, anak-anak yang bermain layang-layang, namun satu yang membuat anya takjub.

"ka..., anya mau tanya boleh ga"

"mau tanya apa?"

"kaka liat maskot ayam yang duduk dipinggir jaln tadi ga?"

"liat, kenapa emangnya?"

"kasian ya ka, pasti panas"

"hmm...", Gio menghembuskan nafasnya sedikit kasar, "mau gimana lagi ay? mereka kayak gitu juga buat cari uang buat nafkahin keluarga dengan cara menghibur, mereka berusaha sebisa mereka buat ngga minta secara cuma-cuma ay.."

anya bingung dengan apa yang dikatakan Gio, jadi dirinya hanya mengangguk sok paham.

"terus kalo gada orang yang mau ngasih gimana?"

"mereka gakan bisa makan"

anya shock, "kaka serius?"

"iya, kaka serius", Gio menjeda ucapannya, "tau ga ay, uang seribu yang kalo buat kita gada apa-apanya, uang itu bakalan berharga banget buat mereka,.. coba bayanginnya kalo ada sepuluh orang ngasih mereka uang seribu aja deh gausah banyak-banyak, mereka udah dapet berapa?"

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang