kritis

102 32 0
                                    

Kita gak pernah meminta dan memohon hidup dengan Tuhan, dan kita juga gak tau akan lahir dan dibesarkan di dalam keluarga yang seperti apa, namun tugas kita sebagai manusia hanya ikhlas dan terus berusaha smpai nanti berada di jalur finis ---kematian yang sesungguhnya

__Anya Atmaja__
.
.
.
.
Happy reading!!

Hari sudah berganti, gelapnya malam kini sudah digantikan dengan terangnya sang mentari yang tengah menyapa di timur sana beserta kicauan burung yang tengah bersuara dari arah sana-sini.

Hari ini benar-benar hari yang sangat cerah, sinar mentari yang tak terlalu panas, embun yang sejuk dan sedikitnya polusi karena masih sedikit juga orang yang berlalu lalang menggunakan kendaraan mereka.

Ceklek...

Seorang wanita membuka pintu rumah megah nan mewah itu, terlihat seorang wanita yang tak lagi  muda namun juga belum lansia, "sangat sepi", gumamnya sambil memandangi seluruh bangunan megah itu dengan tatapan nanar jika diingat-ingat bagaimana keluarga ini memperlakukan anak bungsu mereka

wanita itu menghela nafasnya panjang dan segera mungkin pergi ke dapur untuk membuat sarapan dan melakukan tugasnya membersihkan rumah itu.

Terdengar suara air dari kran yang terus-terusan dinyalakan, 'mungkin nak anya lagi mandi', batinnya yang namun siapa sangka suara kran itu terus-terusan berbunyi hingga setengah jam dan membuat art itu curiga akan suatu hal, anak itu tak pernah mandi selama lebih dari 15 menit!

Art yang sering dipanggil ibu itu langsung melangkahkan kakinya keatas menuju kamar Anya dan mengetuk pintu kamar itu saat sudah sampai didepan sana, "non ini ibu udah datang, non mau sarapan apa?", tanyanya dari seberang pintu yang tak mendapatkan jawaban

Tok...  Tok....  Tok..

"nak, Anya jangan bikin ibu khawatir jawab ibu sayang", lagi dan lagi tak ada jawaban dari dalam sana, art yang dipanggil ibu itu sekali lagi mengetuk pintu kamar itu dengan sedikit keras dan mendorong

Tok...  Tok...  Tok...  Ceklek..

Pintu itupun terbuka,"gak biasanya gak dikunci atau...", seketika art itu membulatkan matanya saat sadar bahwa kemarin pas ia mengambil cuti sang pemilik rumah--sonya-- wanita itu pulang.

Art itu kalang kabut dan langsung menuju kamar mandi yang ada diruangan itu, ia cemas, khawatir, entahlah hatinya terasa gelisah, wnita itu mencoba mengetuk pintu kamar mandi itu terus-menerus dengan perasaan cemas dan khawatir

15 menit art itu mengetuk pintu sambil berteriak memanggil nama Anya namun tak kunjung dijawab hingga genangan air keruh yang mulai keluar dari dalam kamar mandi itu menjawab semuanya

Art itu semakin panik dan sesegera mungkin ia mencoba untuk membuka pintu itu namun alih-alih terbuka, pintu itu tetap tertutup dengan rapatnya, bi ina--art yang sering dipanggil ibu oleh anya-- itu langsung mencari kunci cadangan yang ada disana namun nihil tak ada satupun kunci yang bisa membuka pintu itu

Melihat hal itu bi ini tak tinggal diam ia mengambil japitan kayu miliknya yang ia pakai untuk menjapit rambut itu dan dibentuk sedemikian rupa seperti kunci dan mencoba untuk memasukkannya keknop pintu, sampai akhirnya pintu itu berhasil dibuka membuat bi ina shock dengan apa yang ia tatap

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang