gagal

44 19 0
                                    

"Gio... nak, kamu dimana sayang", wanita paruh baya itu mencari keberadaan seorang yang ingin ia temui,

"gio.. nak, kamu dimana si sayang jangan bikin khawatir.. lagi dikamar mandi yaa?"

wanita itu mengetuk pintu kamar mandi, "... Gio kamu didalam sayang?"

sekali

dua kali

tiga kali

namun nihil tidak ada jawaban sama sekali, kemudian wanita itu membuka pintu kamar mandi perlahan, was was kalau saja terjadi apa-apa kepada sang putranya, namun apa yang dilihatnya membuat Rani-ibu Gio panik.

"Gio.. kamu dimana sayang, nak.. jangan bikin bunda khawatir... Gio", kristal bening itu turun tanpa harus disuruh.

" DOKTER.. DOKTERR!!"

seorang yang berpakaian rapi dengan mengenakan jas putih kebanggaannya, berlari menuju sumber suara dengan seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai suster itu.

"DIMANA ANAK SAYA DOK DIMANA?!"

"bu... ibu tenang dulu bu"

"BAGAIMANA SAYA BISA TENANG,  ANAK SAYA HILANG DOK, ANAK SAYA"

"iyaa bu, iya....  sus tolong",  dokter itu memberikan kode kepada susternya.

sang suster mengangguk dan menyuntikkan cairan ditubuh Rani.

" anak saya dok, Gio.... ", ucapnya sebelum matanya tertutup

°°°°🦋°°°°

"gua gagal ka, gua gagal.. maafin gua, gua gabisa jaga amanat lo ka, gua gagal"

*flashback*

"woi bro, ngapain lo disini",  sapanya dengan merangkul bahu Gio selayaknya sohib

Gio tidak merasa risih dengan kehadiran aska, seperti yang diketahui walaupun cinta Gio untuk anya bertepuk sebelah tangan dan lebih memilih berpacaran dengan anya, Gio tak mempermasalahkannya,  setidaknya dirinya masih bisa melindungi anya.

Gio menatap aska dengan tatapan datar, "ini perpustakaan, ga mungkin kan gua ada disini buat pesen kopi sama gorengan"

aska menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "hehehe iya juga si, basa basi doang tadi...hahaha", tawanya yang hambar

"tumben lo ga sama anya,  kenapa?",  Gio hanya heran saja dengan anak satu ini, tumben sekali dia tidak mengantarkan anya pulang dan malah pergi ke perpustakaan, padahal yg Gio tau aska adalah murid yang jarang sekali masuk ruangan keramat ini, bahkan bisa dihitung dengan jari, kebiasaan jika aska pergi kemari hanyalah untuk membolos dan tidur, namun hanya Gio yang tau, atau hanya untuk menemuinya dan bercurhat masalah yang dialaminya, walaupun curhatan aska tidak pernah jelas tapi Gio terus mendengarkan layaknya mendengarkan curhatan dari adiknya

" ck!, katanya doi ada les matematika hari ini, gua gaboleh ganggu"

"kenapa ga lo anter aja?"

"niatnya gua sih gitu, tapi tadi dia dijemput ama bapaknya, takut gua sama bapak nya anya tatapannya itu loh behhh sangar bat eyy"

Gio hanya menatap datar kearah aska

"lo ga takut gi?"

Gio yang sudah fokus mencari buku kimia untuk mapel besok kembali menatap aska dengan tatapan berkerut, "takut apanya?"

"itu sama bapaknya anya, sapa sih namanya?"

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang