tak ingin usai

50 24 0
                                    

"anya liat deh gua bawa ap-", Gio tertegun dengan apa yang ia lihat tak ada anya dihadapannya, ruangan itu kosong, Gio mencarinya di kamar mandi dimana keberadaan anya, " anyaa!! anyaa lo dimana ay", tanpa dirasa air mata itu jatuh dengan sendirinya.

Gio segera keluar mencari keberadaan dokter untuk menanyakan anya ada dimana, "dokter!! dokter!", sang dokter dan seorang suster menemui Gio yang berada didepan ruangan anya, "kenapa ada apa ini kenapa tuan berteriak?"

"dimana pasien yang ada diruang ini? kenapa dia tak ada?" tanya membuat sang dokter dan suster itu bingung dan saling pandang, "sebentar saya cek dulu", suster itu mencari-cari keberadaan anya di ruang itu namun nihil ia tak menemukan apapun, suster itu pun langsung keluar ruangan itu dan menatap dokter dengan menggelengkan kepalanya, "tidak ada pasien didalam dok"

"apa pasien ada izin pergi?" tanya sang dokter dan mendapatkan gelengan dri suster itu, "gada sama sekali dok", jawab sang suster, " aah saya ingat dok tadi teman saya yang bertugas diresepsionis dia melihat ada seorang memakai pakaian pasien keluar rumah sakit ini dan saat ditanya hanya menggeleng, dan pergi", jelasnya membuat Gio mengeram kesal

"lalu sekarang bagaimana?! seorang pasien hilang kalian tak tahu huuh?! , jika sampai terjadi sesuatu pada anya saya tak segan-segan untuk menuntut rumah sakit ini dan kalian akan dipecat", katanya lalu pergi dari tempat itu untuk mencari anya kemanapun asalkan Gio menemuka kekasihnya itu.

••••••

seorang dengan berbaju pasien membawa sebuket bunga ditangannya berjalan menuju pemakaman umum, ia berjalan terus menuju makam sang kekasih mendudukkan dirinya disamping gundukan tanah makam tersebut, mengusap nisan itu dengan sayang, tanpa terasa setetes air mata itu jatuh dengan sendirinya tanpa harus disuruh.

wanita itu menaruh buket tersebut disamping makam seraya tersenyum, "happy birthday my favorite boy", katanya sambil tersenyum tipis menampilkan lesung pipi manisnya
Sosok itu pun terkekeh dengan apa yang ia lihat didepannya, "kamu ingat ga birthday kamu tahun kemarin?" ia terkekeh dengan pertanyaannya sendiri ".... kamu minta buket mawar merah kan? dan kamu juga bilang kalo aku bawa buket mawar merah itu, kamu akan memelukku dan menciumku... sekarang aku udah datang sambil bawa ini, sekarang giliran kamu tepatin janji kamu!" pekiknya tertahan dan air mata itu semakin basah membanjiri pipinya.

"AYO BANGUN TEPATIN JANJI KAMU!! ASKA BANGUN AKU MOHON, hikss..
ASKA BANGUN ATAU AKU AKAN MEMBENCIMU SELAMANYA ASKAA!!!", teriaknya sambil memukuli makam itu.

seorang itu terus terisak disana hingga kesadarannya berkurang, penglihatannya semakin memburam dan beberapa menit kemudian ia tak sadarkan diri.
namun saat matanya masih sedikit bisa melihat walaupun dengan penglihatan buram ia melihat sosok yang dirindukannya dengan pakaian serba putih mendatanginya dan mengusap lembut surainya sambil tersenyum, pria itu mengecup sekilas bibir mungilnya lalu hilang begitu saja.

" a-aska.... ", kalimat terakhir yang diucapkannya sebelum ia benar-benar menutup matanya, dan semuanya terlihat begitu gelap.

" ANYAAA!! ", pekiknya saat melihat anya pingsan diatas gundukan makam dengan tangan yang terus memegang gundukan tanah itu seperti seorang yang sedang memeluk

Gio berlari dan diam membeku saat tau siapa nama tulisan dibagian nisannya, ia berjalan pelan mendekati anya yang terbaring lemas mengusap surai rambut itu halus dan menatapnya smbil sesekali menatap nisan itu sambil tersenyum tipis, "kalian benar-benar saling mencintai ya" Gio terkekeh dengan ucapannya, dan menggendong anya didepan ala bridal style dan tersenyum kembali dengan menghadap nisan itu "... gua bakalan jagain anya buat lo bro, gua bawa anya dlu ya"

02.59  '🅔🅝🅓'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang