Reader kalo gak mau ninggalin jejak anya nya bakalan tak sengsarain ihoo, wkwk...
.
.
.Happy reading!!
"Sudah berapa kali ayah bilang sama kamu sebelum peduli sama orang pikirin diri kamu dulu, Gio!!", murka sang ayah saat mendapati anaknya terbaring kembali diruang rawat rumah sakit.Gio hanya berdecak dengan perkataan pandu--ayahnya--, "ck!, Gio cuman mau bantu anya yah dia butuh pendonor secepatnya, dan saat itu gak ada seorang pun yang golongan darahnya sama kayak anya jadi apa salahnya kalo aku yang donorin darah aku ke dia?"
"Orang tuanya kemana? Abangnya kemana? Keluarga dia dimana?, kenapa harus kamu?", tanya pandu heran, karena selama ini anaknya selalu saja peduli dengan gadis yang bernama anya entah dengan keadaan apapun.
Akhirnya mau tak mau Gio menceritakan semuanya keadaan keluarga anya, apa yang selama ini anya rasa semuanya hingga tak ada satupun cerita yang tertinggal, mendengar itu semua pandu hanya diam menatap putranya dengan tatapan yang sulit diartikan
"seenggaknya sebelum aku pergi nanti aku udah bisa berjuang buat kebahagiaan seorang yang Gio cinta yah", Gio mengakhiri ceritanya
Pandu diam ia tak tau harus menjawab apa ia bingung kenapa ada orang tua yang seprti itu mengorbankan anak kandung mereka sendiri demi ego dan kedudukan, benar-benar tak habis pikir.
Akhirnya pandu keluar dengan perasaan yang bercampur aduk antara bangga dan kecewa, ia bangga karena ternyata Gio memiliki hati yang sangat besar tandanya ia tak salah mendidik anaknya namun disisi lain pandu juga kecewa kenapa anaknya itu selalu berputus-asa dengan apa yang dialaminya saat ini.
💉💉💉
Malam ini langit hanya berwarna abu-abu, seperti halnya hidup dan mati anya yang kini terlihat abu-abu, entahlah dia hidup tapi raganya mati.
Malam ini langit menumpahkan sedihnya suara tetesan hujan yang jatuh, bau tanah yang bercampur dengan air hujan membuat sosok yang berdiri didepan jendela ruangan itu damai.
Hari ini hujannya memang tak terlalu deras sehingga masih ada celah untuk melihat sang rembulan yang terus menampilkan kecerahannya disaat dunia sedang tidak baik-baik saja.
Seorang itu berbalik saat ada tangan kekar menyentuh pundaknya dengan lembut, "makan dulu, lo dari kemarin belum makan", kata seorang itu namun yang diajak berbicara hanya menghela nafasnya kasar, " haah, gimana gua bisa makan kalau kondisi adek gua aja kayak gitu?"
Lagi-lagi ajakan juna untuk makan ditolak oleh satria, "tapi lo dari kemarin belum ada yang masuk diperut lo, kalo lo gini terus anya pasti gak suka dan kalo lo jatuh sakit siapa yang bakalan jaga anya?", nasehat juna kepada sang sahabat
satria yang mendengar itu bukanya menjawab ia malah mengalihkan pembicaraan yang semula juna mengajaknya makan kini beralih jadi dia yang bercerita, " lo tau jun apa yang paling disukai sama anya?", satria yang semula menatap keluar jendela kini beralih menatap juna
Juna hanya menaikkan alisnya 'apa',
sebenarnya juna ingin menjawab pertanyaan Satria dengan kata-kata, 'mana gua tau lo pikir gua cenayang?', namun ia urungkan karena waktunya sangat tidak tepat untuk bercanda
KAMU SEDANG MEMBACA
02.59 '🅔🅝🅓'
General Fiction⛔FOLLOW DULU SEBELUM BACA⛔ kalo suka sama cerita ini jangan lupa vote dan komennya gaiss 🥰🥰🥰🥰 sebagai manusia, kita hanya bisa menjalani keadaan yang sudah ditakdirkan Tuhan untuk kita dengan tulus dan ikhlas, entah itu baik atau buruk, menderit...