Jangan pergi jangan dulu pergi, ku menyerah ku membutuhkanmu.
Ku bergelut dengan rasa sedih
Ku kan slalu merindukanmu_Ifan seventeen_
•••••
"ANYAA!!", teriak seorang lelaki yang mendapati adiknya yang berbaring tak berdaya diatas bankar ruang ICU tubuhnya terasa lemas dan rasa bersalah pun menghantui seorang itu, ia tak lagi kuat untuk menopang dirinya diatas kedua kalinya, membuatnya jatuh tersungkur dilantai rumah sakit dengan mata yang memerah yang mati-matian menahan air mata itu supaya tidak jatuh.
Mungkin semua orang yang ada didepan ruangan itu iba saat melihat kearah sosok itu, namun tidak dengan seorang yang berpenampilan kusut rambut awut-awutan serta baju dan celana yang belum ganti dari dua hari kemarin yang masih setia duduk dikursi panjang rumah sakit saat itu dia melihat kearah orang itu dengan tatapan kecewa, marah, sedih, semuanya tercampur jadi satu namun ia tak bisa melakukan apapun kecuali pasrah, karena ini semua juga bukan kesalahan satria, namun Gio juga kecewa dengan aska dan dirinya kenapa disaat-saat seperti 3hari yang lalu mereka gak ada buat ngelindungin dia.
"gi...", lirih satria, namun alih-alih Gio menjawab panggilan itu dirinya malah berdiri dan meninggalkan ruangan itu untuk masuk kedalam ruangan anya yang ada di ICU tanpa mengatakan sepatah katapun, hanya matanya yang berbicara seperti mengatakan, 'tenangin diri lo dulu, gua gak mau anya sedih ngeliat abangnya kayak gini'
" Jun, adek gua jun! Gua udah gagal jadi abang buat dia jun gua gak bisa ngelindungin dia sampai-sampai dia jadi kayak gini jun!!", keluhnya kepada juna
"kenapa orang tua gua jahat sama adek jua jun KENAPA!!, apa salah dia jun?! Kenapa gak gua aja kenapa harus adek gua jun KENAPA?!", histeris satria sambil menjambak rambutnya frustasi, juna yang melihat itu hanya bisa diam dan menghentikan gerakan satria yang ingin menjambak rambutnya kembali
Kali ini juna benar-benar hanya ingin memberikan pundaknya untuk sandaran satria, ia tak ingin memberikan saran ataupun nasihat yang malah akan membuat satria semakin menjadi, karena yang satria butuhkan sekarang adalah teman, teman untuk mendengarkan semua keluh kesahnya.
•••••
Sementara itu didalam ruangan ICU itu Gio hanya menatap sosok didepannya yang terbaring lemah dengan alat yang hampir menempel pada seluruh tubuhnya.
Bau obat-obatan, suara detak jantung yang sangat lemah, menjadikan kekhasan tersendiri didalam ruangan itu.
Gio memberanikan diri untuk mendekati bankar itu, mengusap lembut surai hitam milik sang gadis membuat mata Gio menjadi buram dan mengharuskannya untuk memejamkan mata membuat kristal bening itu turun dengan sendirinya.
"Ay, bangun yuk, lo gak capek tidur terus-terusan? lo gak kangen ama gua ay? udah yuk tidurnya bangun dulu gua pengen peluk nih", Gio mengajak anya berbicara namun gio hanya mendapat suara detak jantung dari arah monitor jantung disampingnya yang makin hari makin melemah.
"ay lo gak mau omelin gua lagi? gua kemarin bolos sekolah lagi tau ay, marahin gua ay, marahin"
....
Lagi dan lagi hanya suara monitor jantung yang berbunyi membuat Gio tak kuasa menahan tangisnya lagi, Gio lemah
Gio menggenggam tangan anya yang bersih dari selang infus menggenggamnya dengan erat, "Ay, gua mohon kali ini aja bertahan sekali lagi yaa", bisiknya, tanpa Gio sadari anya meneteskan air matanya walaupun matanya masih terpejam.
.
.
.
"ANYA LO MAU KEMANA!!", teriaknya disaat melihat Anya dengan pakaian serba putih dengan rambut diurai dan poni tipis-tipis membuat kesan manis dan imut diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
02.59 '🅔🅝🅓'
General Fiction⛔FOLLOW DULU SEBELUM BACA⛔ kalo suka sama cerita ini jangan lupa vote dan komennya gaiss 🥰🥰🥰🥰 sebagai manusia, kita hanya bisa menjalani keadaan yang sudah ditakdirkan Tuhan untuk kita dengan tulus dan ikhlas, entah itu baik atau buruk, menderit...