Chapter 6

14.4K 981 5
                                    

{Happy Reading}

Didalam asrama hanya ada Keheningan yang terjadi,Laisa dan Aisyah tengah pegi untuk membantu ustadzah membersihkan gudang, sedangkan dirinya ia menghapal sikit demi sikit ayat suci al-qur'an.

Sudah 3 bulan lebih dirinya tinggal di pasantren dan semuanya baik baik saja, ia sudah bisa mengaji kitab bahkan telah khatam kitab kuning. Banyak santriwan yang menyukai dirinya dan memberi surat serta coklat namun tak ada yang direspon satu sama sekali oleh Nasya.

Terdengar ketukan pintu membuat gadis berumur 19 tahun harus menutup hapalannya dan membuka pintu.

"Assalamualaikum,Nasya"salam santriwati ndalem

"Wa'alaikumussalam teh, ada apa ya? "

"Kamu dipinta dateng ke ndalem oleh ning Aira"

"Ada apa memangnya teh? "

"Kurang tau juga ya, lebih baik kamu temui dia saja, kalo gitu aku permisi assalamualaikum "

"Wa'alaikumussalam"

Nasya kembali masuk untuk memberekan buku buku yang berserakan dilantai, setelahnya ia bergegas untuk menemui ning Aira.

Diperjalanan banyak yang menyapa Nasya dan melemparinya senyum, ya Nasya itu salah satu santri teladan dia sudah memenangi beberapa perlombaan dalam 3 bulan ini, jadi tak ayal banyak yang menyukai sosok dirinya.

"Assalamualaikum teh, mau kemana? "

"Wa'alaikumussalam, ini saya mau ke ndalem di panggil ning Aira"ujarnya

"Oh begitu, yasudah kami duluan ya teh,Assalamualaikum"pamit santriwati itu

"Wa'alaikumussalam"

Tepat didepan teras rumah,Nasya melihat adanya gus Afnan sedang membaca memaikan laptopnya dengan secangkir teh. Jujur ia canggung untuk berhadapan dengan gusnya itu.

"Duh,gimna ya? Pakek ada gus Afnan lagi di teras! Eh itu kan rumahnya ya jadi wajarlah ya"batinya

Nasya memilih untuk melanjutkan perjalanannya menuju rumah ning Aira.

"Assalamualaikum, gus"sapanya menunduk

Gus Afnan yang tadinya fokus membaca kitabnya menoleh ke arah suara salam itu.

"Wa'alaikumusalam,ada apa? "tanyanya the to poin

"Eh a-anu gus saya dip-panggil ning Aira ke ndalem"gugupnya

Gus Afnan menaikan alisnya sebelah, kenapa gadis dihadapannya ini gugup?

"Ya"

"Jadi,apa saya boleh masuk"diangguki gus Afnan

Nasya memilih segera masuk dari pada harus berhadapan dengan gus Afnan.

"Syaa"panggi ning Aira

"Eh Ra, kenapa panggil saya kesini?"ucapnya

"Sibuk gak? "dijawab gelengan kepala Nasya

"Mau temani saya? "pintanya

"Kemana"

"Ke mall"ujarnya

"Memangnya kamu tidak kuliah"tanyanya

"Hari ini aku gak ada kelas, sama kaya bang Afnan jadi aku mau jalan jalan deh,mau ya pliss?"pintanya memelas

"Huh, yaudah sama siapa lagi? Aisyah sama Laisa diajak gak? "tanyannya lagi

"Mereka gak mau, saya sudah ajak malas katanya"ujarnya

"Kita berdua aja? "

"Enggak sama gus Afnan juga"

"Ha? Gus Afnan? "kejutnya

"Iya, kenapa sih?Kamu suka ya sama bang Afnan"ucap ning Aira seraya menaik turunkan alisnya menggoda

"Enggak, enak aja masa aku suka sama gus kuklas berjalan itu sih"bantah Nasya

"Siapa yang kamu bilang gus kulkas"suara bariton itu mengejutkan Nasya dan ning Aira

"Astagfirullah,eh a-ada gua Afnan ya? "tanya Nasya kikuk

Gus Afnan menatap datar Nasya.

"Eh, bang mau anter gak? "tanya ning Aira

"Kemana? "

"Mall"

Gus Afnan melihat jam ditangannya, kemudian ia mengangguk.

"Hm"

"Udah izin umi abi? "

"Sudah dong"

Sedangkan digudang Laisa dan Aisyah menatap jengah ustadzah Lita yang terus memerintah ini itu.

"Heh kamu! Itu bagian sana belum kamu bersihkan! "titah ustadzah Lita pada Laisa

"Afwan ustadzah yang terhormat,nama saya Laisa bukan heh"

"Ngejawab aja bisanya! Cepat bersihkan! "

Laisa mendengus kesal, diusapnya punggung oleh Aisyah

"Sabar orang sabar disayang ustadzah Lita"

"Ogah! "pekik Laisa

Ustadzah Lita menatap keduanya tajam "Saya keluar dulu nanti kembali lagi tapi harus sudah bersih sebersih bersih nya inget harus bersih! "

Ustadzah Lita melengos keluar tanpa persetujuan kedua santriwati nya.

"Hiris birsih sibirsih birsihnyi nyenyenye bisa nya cuma nyuruh nyuruh! "kesal Laisa

"Udah cepet bersihin nanti mak lampir keburu dateng"

Laisa menghela napas kasar, ia kembali membersihkan gudang atas perintang kanjeng ratu Lita.

Part sebelumnya saya udah kasih visual Afnan, gimna? Suka gak?

Jangan lupa vote+komen!

Jazakallahu khair
See you next chapter.

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang