Chapter 53

9.7K 661 62
                                    

{Happy Reading}

Hari hari berlalu, tak terasa saat ini kandungan Nasya sudah berusia 9 bulan, ia pun sudah lulus dari pesantren Al-Furqon.
Tapat dibulan ke 7 dirinya melakukan wisuda akbar bersama kedua temannya.

Hal yang ia tak sangka adalah ketika Ridwan melamar Laisa tepat di hari wisuda akbar.
Ia senang, Laisa berjodoh dengan Ridwan selaku teman SMA nya.

Di satu sisi ia merasa sedih, momen bahagianya tak lengkap, lelaki yang menjadi penuntun syurganya masih terbaring lemah di rumah sakit.

Saat ini ia berada diruangan gus Afnan,sudah 9 bulan lamanya di menunggu pemilik bola mata coklat itu terbuka, entah mimpi apa yang dialami gus Afnan sehingga dirinya tak ingin membuka matanya.

Saat itu kondisi gus Afnan lemah, ia dirawat sangat intensif agar tidak terjadi yang tidak diinginkan.

"Kapan kamu buka matanya gus? Lihat perut aku udah kaya balon lho ini"ucap Nasya

Dirinya hanya sendiri didalam ruangan, selebihnya menunggu diluar.

Nasya menghela napas pelan, ia menatap wajah gus Afnan yang pucat "Mimpi apa sih heum? Lama banget tidurnya kalo kamu mimpi in bidadari cantik sya marah lho! , gak kangen sya gitu? Kalo engga, setidaknya buka mata kamu buat baby"

"Jahat banget gak mau buka mata, lihat! Sya udah sembuh, gus tau gak? Sya dapet juara kedua dengan nilai tertinggi, juara satu Aisyah gus dia pinter ya"

"Sya sedih, waktu wisuda akbar gak ada gus Afnan, tapi kata abi sya jangan sedih, sya harus tunjukin ke santri lain sya perempuan kuat"

"Sya seneng lho gus Laisa dilamar Ridwan teman sya SMA, kalo Aisyah dia melanjutkan pendidikan nya diluar kota gus"

Matanya memerah menahan isakan, ia seperti orang bodoh yang terus mengajak gus Afnan berbicara tanpa adanya respon.

Nasya menghapus air matanya, ia mengelus lengan gus Afnan "Cepet ba--awss! "

Nasya merasakan perutnya sangat sakit, ia remas kuat kuat kain brank gus Afnan untuk menyalurkan rasa sakit yang menyiksanya.

"A-allah, sakit.. "

Apakah sekarang waktunya ia melahirkan? Oh bukannya masa perkiraan nya seminggu lagi, kenapa sekarang?!

"U-umi! "

Nasya mencoba melangkahkan kaki nya keluar "G-gus, buka huh! mata kamu, sya mau lahiran! "

"Umi! "pekik Nasya

Adiba masuk dengan raut panik, ia terkejut mendapati menantu nya berada dilantai dengan meremas gamisnya.

"Astagfirullah Nasya! "

Adiba berlari untuk memapah Nasya "Tahan sya, MAS! "

Kyai Khazem, Aisya, Arga dan Abraham masuk dan terkejut mendapati Nasya gang tergulai lemas dilantai, yang membuatnya lebih terkejut adalah adanya air di bawah gamis yang Nasya pakai.

"Menantu akan melahirkan! "pekik kyai Khazem

"Cepat panggilkan dokter Arga! "

Abraham dengan cepat menggendong putrinya, tengkuk nya terasa sakit ketika Nasya dengan ketidak sengajaan mencakarnya.

"A-ayah m-maaf"lirih Nasya

Abrahan diam tak merespon, ia membawa Nasya sesuai yang diarahkan suster.

"Silahkan baringkan pasiennya pak, dan tunggu diluar"ucap sester

Abraham mengangguk, ia manatuh Nasya dibrankar dengan hati hati "A-ayah, gus Afnan"

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang