Chapter 49

9.8K 711 73
                                    

{Happy Reading}

Votenya jangan lupa gys.

Song:pilihan sendiri

Berjalan tergesa gesa menuju masjid yang tak jauh dari rumah sakit, ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi di masjid itu.

Yang ia dengar seorang lelaki berteriak histeris ketika membuka matanya, firasat seorang ayah tidak pernah salah bukan? Hati dan pikirannya tertuju pada lelaki yang ia banggakan.

Menerobos masuk dikerumunan, kyai Khazem menemukan lelaki yang duduk dipojokan sambil menenggelamkan wajahnya diantara lutut dan tangan.

'Kenapa pria itu berteriak? '

'Siapa lelaki tampan itu? "

'Apakah lelaki itu tidak waras? '

'Hey berhentilah! Mungkin dia bermimpi sangat buruk'

Desas desus bisikan memenuhi indra pendengar kyai Khazem, tak memperdulikan hal itu lelaki dengan usia 60 tahunan mendekat ke arah lelaki yang meringkuk dengan tubuh bergetar.

"Afnan! "

Lelaki yang meringkuk dengan tubuh yang bergetar mendongak ketika ia mndengar suara yang sangat familiar baginya.

Tak mengucapkan sepatah kata pun lelaki dengan nama lengkap Afnan Al-Farizi itu memeluk kyai Khazem.

"Abi.. "lirihnya

Pikirannya berkecamuk tentang gadis yang sangat ia cintai, hatinya terasa sesak ketika mengingat dimana wanita itu pergi meninggalkannya dengan keadaan yang tak membaik diantara keduanya.

"Istigfar Afnan! "intruksi kyai Khazem

Sama halnya lelaki paruh baya itu merasakan sesak ketika melihat putranya yang sangat rapuh, ia tak tau bagimana lelaki ini menjadi seperti ini.

Gus Afnan melepaskan pelukannya setelah ia rasa tenang hatinya, walau hanya sedikit rasa ketenangan yang ia dapatkan.

"Kenapa kamu seperti ini Afnan? "tanya kyai Khazem

Gus Afnan menggeleng, perhalan air matanya lucur begitu saja tanpa diminta, ingatan itu kembali memenuhi pikirannya.

"Cerita sama abi, kamu kenapa? "tanya kyai Khazem

Gus Afnan menghapus air matanya kasar, ia tak boleh terlihat rapuh dihadapan abinya, walau begitu kyai Khazem sangat tau bahwa putranya rapuh.

"Afnan tidak papa"

"Tidak papa bagimana? Abi mendapat kabar jika kamu berteriak ketika kamu membuka mata"

"Em, tidak! Afnan hanya mimpi buruk saja"alibinya

Bukan mimpi buruk, ia rasa itu sangat nyata!

Kyai Khazem menghela napas pelan "Kamu ketiduran? "gus Afnan mengangguk

"Sudah sholat ashar? "gus Afnan menggeleng

"Sholatlah, Allah menunggumu"

Gus Afnan mengangguk, ia berjalan menuju tempat wudhu, benar! Ia belum menghadap sujud kepada tuhannya, ia belum bordo'a pada tuhannya, ia belum mengeluh kesah pada tuhannya untuk hari ini.

Sedangkan kyai Khazem duduk diteras masjid menunggu putranya menyelesaikan ibadah sholat ashar.

"Apakah tadi putra anda pak? "tanya lelaki seumuran dengannya

Kyai Khazem menatap lelaki yang seumuran dengannya "Benar,dia putra ku"

Lelaki itu duduk disebelah kyai Khazem "Tadi saya melihat putra anda yang berteriak kemudian menangis, apakah putra anda masih waras? "

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang