Chapter 52

9.8K 698 117
                                    

{Happy Reading}

Alhamdulillah bisa up lagi mwehehe

Bacanya ditemani lagu atau sholawat juga bisa, aku mau rekomendasi in lagu buat chapter ini, semoga nyambung.
Bacanya pelan pelan aja,cuma 1126 word doang. Biar dapat feelnya hehe
Song:Kisah Sempurna [Mahalini]

"Gus Afnan! "

Napas nya memburu, keringat dingin bercucuran disekujur tubuhnya, hatinya gelisah, pikiran nya berkecamuk.

Tangannya mengelus keringat yang berada di pelipisnya, ia menelisik ke sudut ruangan mencari dua orang berbeda gender yang selalu menemani nya.

"G-gus Afnan, jangan tinggalin sya.. "lirih Nasya

Ia bermimpi melihat gus Afnan menggandeng seorang anak lelaki tampan menuju sebuah cahaya,ia ingin ikut tapi, kakinya terasa berat untuk melangkah mendekat ke arah gus Afnan dan seorang lelaki tampan yang berada disebelah gus Afnan.

"Aku ingin ikut,ajak sya gus"ucap Nasya

Gus Afnan menggeleng tersenyum "Jangan, kalo kamu ikut siapa yang akan menemani umi? Bunda? Ayah, dan abi serta kakamu? "

Nasya menggeleng "Sya mau ikut gus Afnan, kebahagiaan sya di gus Afnan, tolong jangan rebut kebahagiaan sya gus.. "

"Aku gak rebut khumaira, lihat ini anak kita, dia sangat tampan mirip seperti aku haha"

Nasya mengarahkan pandangannya ke arah anak lelaki yang melambaikan tangan mungilnya sembari tertawa "Umma! Assalamualaikum umma"

Nasya tersenyum "wa'alaikumussalam, kamu tampan sekali putraku masyaAllah"

Anak kecil itu tertawa bahagia ketika Nasya memujinya "Umma! Umma! "

Nasya ingin memeluk anak kecil itu, tapi kakinya sama sekali tidak bisa digerakan, ia mencoba menggapai tangan gus Afnan yang menjulurkan tangannya ke arahnya.

"Kembalilah khumaira, aku dan anak kita akan menunggu kamu disini"

Nasya menggeleng kan kepalanya, ia memencet tombol alarm yang akan membuat suster masuk kedalam ruangannya.

Dan benar saja, seorang suster masuk dengan raut paniknya "Ada apa bu? Ada yang bisa saya bantu? "

Nasya mengangguk "Tolong anatarkan saya ke ruangan Afnan Al-Farizi"

Terlihat sekali suster itu mencari aalsan yang tepat, karena ia diperintahkan dokter Nafis untuk tidak membawa Nasya pergi dari ruangan nya .

"Maaf bu, tapi kondisi itu belum membaik, takutnya jahitan kembali terbuka"

Nasya menghela napas pelan "Saya baik sus, sekarang saya mau ketemu suami saya! "tekan Nasya

Suster itu mengangguk terpaksa, ia mengambil kursi roda dan membantu Nasya turun dan menduduki nya dikursi roda.

Nasya tersenyum senang, ia tidak sabar bertemu dengan gus Afnan.

Sesampainya diruangan, dapat ia lihat Aisya dan Arga berdiri didepan pintu ruangan gus Afnan.

Ia tak melihat adanya kyai Khazem dan Adiba, mungkin mertuanya sudah pulang karena ada hal penting dipesantren.

"Bunda, ka Arga"

Aisya dan Arga menoleh, ia terkejut mendapati Nasya yang berada diluar ruangannya, Arga mendekat ia menyamkan tinggi badannya dengan Nasya.

"Kenapa kesini? "

"Mau ketemu gus Afnan, minggir kak "

Arga menahan Nasya yang kembali ingin berdiri "Jangan dulu, dokter lagi memeriksa keadaan suami kamu, kondisinya sempat memburuk tadi"

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang