Chapter 42

9.7K 627 21
                                    

{Happy Reading}

Barang siapa yang membaca surat alkahfi pada malam jumat dia akan disinari antara dia dan ka'bah (HR.Ad Darimi)

Barang siapa yang membaca surat alkahfi pada hari jumat dia akan disinari cahaya diantara dua jumat (HR. An nasai dan Baihaqi)

Bacanya dihayati ya awimwok.

Nasya bersiap siap pergi keluar pesantren,tujuannya hari ini adalah rumah sakit ia ingin mengecek perkembangan buah hatinya.

Nasya dengan gamis hitamnya turun dari tangga menuju pintu luar ndalem.

"Mau kerumah sakit nak? "tanya Adiba yang sudah rapi juga

"Eh iya umi, umi mau ikut? "tanya Nasya

Adiba mendesah kecewa "Umi mau banget, tapi umi ada acara kamu gak papa kan sendirian? Atau mau ditemani Aira? "

"Gak usah umi"

"Yaudah, umi duluan ya sya assalamualaikum "

"Wa'alaikumussalam"

Nasya menelisik seluruh sudut ruangan ndalem, perasaannya tak karuan dan tak menentu, Nasya segera menepis perasaan itu

Nasya berjalan diiring mengelus elus perutnya.

Nasya bersenandung ria, ia begitu bahagia.
Buah hati yang selama ini ia ingin inginkan kini telah tejadi, Allah sudah percaya padanya untuk menitipkan sebuah nyawa didalam perutnya.

"Ning mau kemana? "tanya penjaga gerbang pesantren

Nasya mendongak,ie mengulas senyum tipis "Saya mau kerumah sakit pak"

Penjaga gerbang itu mengangguk mengerti "Mau ng-cek si utun ya ning"

"Utun? "bingung Nasya

Penjaga gerbang bernama Antom itu terkekeh melihat tingkah polos menantu kyai Khazem ini "Itu loh ning, sicalon bayi kalo dikampung saya disebutnya utun"

"Utun? Namanya aneh, sya gak suka"

"Kenapa ning? "

"Gak papa,utun?haha lucu pak haha"gelak tawa Nasya terdengar renyah dan merdu

Antom menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Yaudah ning, ning mau diantar tidak naik motor? "

Nasya menimang nimang tawaran Antom "Bolehlah, yuk pak"

Antom mengangguk semangat, ia menyambar kunci motornya dan segera memansakan mesin motor.

"Mari ning"

...

Nasya berjalan dikoridor rumah sakit menuju ruangan dokter Arin.

Nasya memasang wajah cerahnya setiap pasien lain menyapa dirinya dengan seulas senyuman.

"Nasya! "

Nasya menoleh tubuhnya menegang melihat lelaki dibelakangnnya.

"Nafis? "

Ya, Nafis!

Nafis mendekat "Assalamualaikum bidadari cantik"

Nasya tersipu malu, katakan saja hormon hamil itu sensitif, dipuji dikit langsung memerah.

"Wa'alaikumussalam Nafis"

Nasya mencoba mengontrol dirinya.

"Apa kabar? Udah lama ya kita gak ketemu"Nasya mengangguk kaku

"Kamu kenapa gak balas pesan aku?"

Lidah Nasya terasa kaku untuk menjawabnya "Eum anu, aku ketiduran!iya ketiduran jadinya gak sempat balas maaf"alibinya

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang