Chapter 8

13.3K 998 2
                                    

{Happy Reading}

Malam malam Nasya merasakan perutnya sakit, ia terbangun dari tidurnya diliriknya jam yang berada tak jauh dari ranjangnya, menunjukan pukul 02.23 lebih.

Nasya melihat sekeliling, Laisa dan Aisyah tertidur dengan pulas ia tak tega membangunkan salah satu dari mereka untuk mengantarnya ke kamar mandi.

Nasya meyakinkan batinnya untuk melangkahkan kaki ke luar asrama menuju kamar mandi.

Suasana gelap dengan angin yang berhembus lembut.

"Bismillah gak ada yang aneh aneh"gumam Nasya

Segera melangkahkan kaki menuju kamar mandi,sesampainya disana segera ia menuntaskan masalah perutnya.

Keluar dengan perasaan lega, dan kembali ke dalam kamar. Dipertengah jalan ia melihat sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Berlari sekuat mungkin, dengan perasaan campur aduk. Nasya merasa mengapa dimalam hari letak asramanya semakin jauh?

"Hey! "

Suara seperti panggilan membuat langkah cepat Nasya terhenti, membalikan badannya dengan perlahan dan mata tertutup

"Duh, maaf Nasya gak berniat ngeganggu kalian kok, jangan ganggu Nasya ya. Nasya mau ke asrama dulu dah tuan han"

Saat hendak berlari lagi, tangannya dicekal seseorang

"Aaa! "teriak Nasya

"Hey! Jangan teriak! "

Nasya membuka matanya ketika mendengar suara lelaki.

"K-kamu bisa bicara? "

"Saya bisa, karena saya manusia"

Nasya perlahan membuka matanya, matanya membola melihat lelaki didepannya

"Gus Afnan! "pekik Nasya

"Gus Afnan ngapain malam malam gini keluruyan?!"tanya Nasya

Gus Afnan menghela nafas kasar "Ada nya saya yang tanya kamu, ngapain kamu keluruyan dijam segini?"

"Y-ya saya kan habis dari kamar mandi, gus ngapain? Ngintip ya? "tuding Nasya

"Enak saja! Saya sedang berpatroli keliling pasantren"

Nasya memicingkan matanya "Bohong ya? Patroli kok sendirian"ucap Nasya seraya melipatkan tangannya di dada

"Saya tidak sendiri ada beberapa ustadz dan ustadzah"

"Mana? "

Gus Afnan menatap Nasya datar gadis dihadapannya ini sungguh menjengkelkan.

"Gus! "

Nasya dan gus Afnan menoleh ke arah beberapa ustadz dan ustadzah.

Nasya menggigit bibirnya, ah ternyata gus Afnan tidak berbohong.

"Loh kamu Nasya kan?"tanya ustadz Agam

Nasya mengangguk takut

"Ngapain kamu keluyuran jam segini hah! "tanya ustadzah Lita sinis

Nasya menelan salivanya susah payah "Anu ustadzah deh s-saya habis dari kamar mandi, terus gak sengaja liat gus Afnan"

Ustadz Agam, ustadz Khairul, ustadz Safi, ustadzah Lita ,ustadzah Ainun, ustadzah Zahra.

Ke-6 nya saling pandang,malihat ke arah Nasya dan berganti ke araha gus Afnan.

"Nasya benar"ucap gus Afnan

"Kenapa kamu sendirian? "tanya ustadzah Zahra lembut

"Temen saya tidurnya pulas ustadzah, gak tega saya banguninnya"

"Terus fungsinya teman buat apa?! "sewot ustadzah Lita

"Sudah, kamu silakan kembali ke asrama "ucap ustadzah Ainun

Nasya mengangguk "Saya permisi assalamualaikum "

"Wa'alaikumussalam"

Setelah kepergian Nasya ke-7 nya kembali berpatroli sesekali melempar candaan ringan.

"Nasya tuh santri nakal gus"ucap ustadzah Lita yang mulai menjelekan nama Nasya didepan gus dan ustadznya.

"Saya rasa dia baik"

"Enggak gus! Nasya sama kedua temannya tuh nakal banget suka telat ngaji kitab! "

"Afwan ustadzah Nasya dan kedua temannya hanya telat satu kali? "ucap ustadzah Zahra, ia tak terima santri kesayangannya di jelek jelek kan oleh ustadzah Lita

"Ck! Nasya tuh santri nakal! "kekeh ustadzah Lita dalam pendiriannya

"Kalo Nasya nakal gak mungkin dia memenangkan beberapa perlombaan dalam 3 bulan terakhir ini ustadzah"celetuk ustadz Safi

"Caper aja itu mah! "

"Situ kali yang caper"gumam ustadzah Ainun namun bisa didengar ustadzah Lita, ustadz Agam, ustdaz Khairu ke-tiganya hanya tersenyum tipis

"Memangnya apa saja perlombaan yang dimenangkan Nasya? "penasaran gus Afnan

"Gak penting gus"sarkas ustadzah Lita

"Kenapa ustadzah selalu menjawab pertanyaan saya? "

Ustadzah Lita menatap temannya "Ya karena saya mewakili ustadz dan ustadzah lain"

"Perlombaan yang dimenangkan oleh Nasya itu, mtq, sholawat, cerdas cermat tauhid dan fiqih satu lagi sama pencak silat"ucap ustadz Agam

Gus Afnan mengangguk nganggukan mengerti, Nasya ternyata jago pencak silat.

Jangan lupa vote+komen!

Jazakallahu khair
See you next chapter.

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang