Chapter 60

16K 674 24
                                    

{Happy Reading}

Biasakan vote dulu!
Song:Kembalikan senyumku [Melly Goeslaw]

Bendera kuning berkibar di depan gerbang pesantren, suasana pesantren tampak ramai dengan banyaknya ulama dan kerabat yang berdatangan.

Isak pilu terdengar di area ndalem, dua manusia terbaring kaku di tutupi kain putih,ayat ayat al-qur'an dibacakan dengan suara menahan isakan.

Adiba memeluk Afsya, ia terlalu takut untuk mengatakan ini semua nyata, ia harap ini hanya mimpinya dan mimpi orang orang yang berdatangan disini.

Sebagian santri menyiapkan tenda serta menyebar berita duka yang terjadi di pesantren Al-Fuqon.

Putra dan menantu pesantren Al-Furqon telah kembali ke rahmatullah, keluarga besar kyai Khazem sangat terpukul akan kenyataan ini.

Keluarga dari menantu berkumpul dalam suasana duka, Aisya memeluk Arga erat, ia ingin semua ini mimpi! Mimpi paling buruk sepanjang hidupnya.

"Ngapunten kyai, diluar ada kyai Hasan"

Kyai Khazem mengangguk, kyai Hasan adalah pemimpin ponpes Darussalam yang berasal dari Jakarta.

"Saya turut berduka cita atas meninggalnya gus Afnan dan ning Nasya, semoga amal mereka berdua diterima disisi Allah"

"Terimakasih kasih kyai, silahkan masuk"

Kyai Hasan menepuk bahu kyai Khazem, ia pun sama merasa kehilangan putra pesantren Al-Furqon, jasa jasa gus Afnan tidak akan pernah ia lupakan.

"AFNAN! hiks... "

Kyai Khazem menghentikan langkahnya, ia berbalik badan dan melihat yeman teman putranya sudah tiba dipesantren, Chiko lelaki itu berlari dan memeluk kyai Khazem.

"Kyai, gak mungkin kan Afnan pergi? Hiks.. Afnan pasti lagi bohongin kita kyai, Afnan mana tega ninggalin Chiko yang ganteng ini hiks... Afnan"

Kyai Khazem menitihkan air matanya, lagi dan lagi orang orang terdekat putranya masih belum bisa merelakannya pergi.

Teman yang lainnya mendekat,mereka menyalami takzim tangan abi dari sahabat nya, gus Afnan.

"Chik, ikhlas"ucap Ahkam

Chiko menggeleng "Gak bisa kam, gue sayang sama Afnan, dia sahabat baik gue, walaupun gue sering jahil tapi dia gak pernah marah, bilang semua ini mimpi kam"

"Ikhlas Chik! Disini bukan lo aja yang sedih, kita juga sama halnya sedih"ucap Andika

"Kyai kita izin masuk ke ndalem"ucap Leya

Kyai Khazem mengangguk, ia memipin masuk teman teman gus Afnan, air matanya kembali menitih melihat beberapa ulama mengerumumi gus Afnan dan membacakan yasin.

Chiko, Ahkam, Andika, Leya, Alvi dan beberapa teman lainnya mendekat ke arah jenazah gus Afnan dan Nasya, Chiko memandang kosong ke arah gus Afnan.

Perlahan ia membuka kain penutup gus Afnan, air matanya kembali lolos tanpa diminta "Afnan.. "

"Nan, please jangan bercanda, lo jelek tau kaya gini, mana senyuman lo? Afnan, gue mohon.. "

"Chik.. "

"Anak lo siapa yang urus nantinya? Lo sama istri lo udah janjian ya bakal ninggalin gue sama yang lain? Lihat disini banyak yang ngerumuni lo Nan, lihat mereka pada nangis gue gak rela sahabat gue ditangisi kayak gini"

"Chiko please.. "

"Diem Kam, Ley, biarin gue ngomong sama sahabt gue, kalian liat! Afnan pergi ninggalin kita! Dia jahat banget tau gak sama kita! Bahkan dia rela ninggalin putrinya! "

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang