Chapter 10

15.4K 1K 1
                                    

{Happy Reading}

Nasya membuka lemari pakaiannya dan sudah banyak surat yang ia selipkan dari santriwan, niat hati ingin mebereskan pakainnya tapi dibuat tidak mood setelah melihat banyaknya surah dan beberapa coklat.

"Wihh lagi unboxing surat dari santriwan ye? "tanya Aisyah

Nasya melirik sekilas Aisyah, tatapannya kembali tertuju pada gumpalan kertas yang bervarian macam warna dan bentuk.

"Widih banyak banget coklatnya kamu Sya, mau boleh? "ucap Laisa yang duduk disebelah Aisyah dan tengah memperhatikan Nasya

"Iya saya juga mau boleh? "imbuh Aisyah

Nasya mengambil coklat yang lumayan banyak dilemarinya, kemudian ia bagikan rata pada Aisyah dan Laisa.

"Woahh, saya punya coklat lima hihi"ucap Aisyah tersenyum senang

"Saya juga lima, ada berapa lagi coklatnya Sya? "tanya Laisa

"Ada enam lagi lima buat Aira satu buat saya"

"Berarti kamu punya coklat enam belas? Ck! Ajib bener dah"

"Surat nya mau liat boleh? "tanya Aisyah

"Boleh, bentar saya ambil dulu"

"Nih"ucap Nasya memberikan gumpulan kertasa yang lumayan banyak

"MasyaAllah, banyak banget surat nye Sya gila sih kamu terkenal"ucap Laisa

"Saya risih! Bukan senang! "

Aisyah dan Laisa mulai membuka satu persatu surat, Aisyah dibuat cekikikan melihat isi surat yang terlihat menggemaskan kata katanya.

Sama halnya dengan Aisyah Laisa pun sama ia senyum senyum sendiri membaca gombalan ala santri yang tertera pada surat untuk Nasya.

Nasya dibuat bingung melihat keduanya cekikian dan tersenyum, karena ia tak ikut membaca surat dari santriwan untuknya.

"Kalo sudah buang ya, tapi sobek sobek dulu biar gak ketahuan ustadzah"ucap Nasya

"Kamu gak mau ikut baca gitu? "

"Gak, saya ngantuk mau tidur bayy"

"Nasya ternyata spesial ya Lai, saya mau ngakak melihat isi surat yang menurut saya sangat alay kata kata nya hihi"

"Iya, saya yakin sih gus Afnan juga kepicut sama Nasya"

"Kita lihat aja, gus Afnan ngelirik Nasya atau si mak lampir"

"Mak lampir?"bingung Laisa

"Ustadzah Lita awikwok"

"Yassalam, parah kamu Ai"

...

Ditempat lain sama halnya dengan gus Afnan yang duduk termenung dibalkon kamarnya,ingatan kembali pada gadis yang membuat dirinya uring uringan dengan perasaan nya sendiri.

"Ya Allah, saya kenapa? Kenapa saya selalu memikirkan dia? "lirih gus Afnan

Apakah ia mencintai? Atau mengagumi?

"Berilah petunjuk padaku ya Allah untuk menentukan pilihan hati"

Suara dering ponsel membuat lelaki berusia 21 tahun harus mengangkat ponselnya, tertera nama 'Chiko', gus Afnan menghela napas berat jika boleh jujur ia sangat malas meladeni temannya yang satu ini.

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang