Chapter 32

12.8K 834 4
                                    

{Happy Reading}

Ruang Uks

Gus Afnan terbaring lemah, dokter sempat mengatakan agar gus Afnan dibawa kerumah sakit untuk pengobatan lebih detail. Namun, gus Afnan menolak ia lebih memilih dirawat dindalem.

Gus Afnan masih terpejam, ruangannya terasa sepi karena hanya ada dirinya kyai Khazem izin keluar karena ada hal yang sangat penting. Sedangkan Adiba? Ia tak ada dipesantren sebelum acara cambukan dirinya pamit pergi keluar, Nasya? Gadis itu belum memunculkan dirinya.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka dan munculah gadis dengan jilbab biru memasuki ruangan uks. Melangkahkan kaki menuju brankar sang lelaki yang masih terbaring lemah.

"Assalamualaikum zaujy"sudah bisa ditebak siapa yang datang? Nasya, gadis itu datang setelah menenangkan diri matanya terlihat sembab akibat terlalu lama menangis.

Tangan mungilnya mengusap lembut kening gus Afnan yang masih terpejam "Maaf baru datang, kamu istirahat aja aku tungguh disana"ucapnya lirih

Nasya berjalan menuju kursi yang ada diruangan uks, matanya terpejam karena lelah seharian menangisi nasib gus Afnan.

Belum sempat terpajam lama, suara ringisan membuat gadis berumur 21 tahun itu harus bengun dan mengecek ada apa yang tejadi.

Pupilnya melotot, gus Afnan tak sengaja memecahkan gelas dan meringis kesakitan dari punggungnya.

"Gus! "

Nasya berlari, ia membersihkan pecahan gelas tersebut dengan tangan kosong, jari manisnya tak sengaja terkena pecahan beling ia sembunyikan ringisannya agar suaminya tak khawatir.

"Maaf"lirih gus Afnan nyaris tak terdengar

Nasya berdiri setelah membersihkan pecahan beling tersebut, ia tersenyum lebar sahingga lesung pipinya terlihat "Gus tidak papa? "tanyanya lembut

Gus Afnan mengangguk, rasanya tak ada tenaga untuk mengucapakn satu kata pun. Lidahnya terasa berat.

"Gus mau minum? Bentar ya Nasya ambilkan ulang"gadis itu berlari kecil menuju tempat minum yang berada tak jauh dari brankar gus Afnan.

Kembali dengan segelas air ditangannya, disodorkannya pada gus Afnan ia membantu suaminya untuk minum.

"Istirahat lagi ya"ucap Nasya

Gus Afnan menggeleng "Saya harus mengajar "

Nasya melotot tak terima "Gus! Gus lagi sakit, jangan mengajar dulu yah"

"Tapi itu sudah kewajiban saya khumaira "

Nasya menghela napas pelan "Jangan dulu ya,gus harus istirahat jangan banyak gerak dulu pasti sakit punggungnya"

"Saya tid--"

Ucapannya terpotong kala Nasya dengan seribu keberaniannya mencium sekilas bibir gus Afnan "Jangan bandel! "

Gus Afnan diam membeku, dalam hati ia merasa senang tapi masih ada kesedihan karena hanya sebentar ciuman yang diberikan Nasya.

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang