Chapter 59

10.1K 641 19
                                    

{Happy Reading}

Nasya mengajak gus Afnan untuk bermain pasir sebentar, sebelum waktu ashar tiba dan mereka akan kembali ke pesantren.

Gus Afnan hanya mengangguk menyetujui saja, jika boleh jujur ia tak suka bermain pasir, seingatnya ia tak pernah bermain pasir.

Nasya mencoba menulis di atas pasir, ia menuliskan perasaannya tentang hari ini, hari kebahagiaan bersama gus Afnan, suami tercintanya.

Gus Afnan hanya menyentuh pasir itu, tak ada niat didalam hatinya untuk menyentuh lebih lanjut pasir berwarna krem itu.

"Ayo gus, kamu buat apa? Jangan di sentuh aja pasirnya"ucap Nasya

Gus Afnan mengangguk, ia mencoba membuat tumpukan pasir dan mulai membuat gambar love lalu disiram air, dan terbentuklah love yang terbuat dari pasir. Perlahan gus Afnan mengambilnya, ia memberikannya untuk Nasya.

"Buat istriku"

Nasya menerimanya dengan perlahan, jika tak perlahan pasirnya bisa hancur "Syukron"ucapnya seraya tersenyum

Gus Afnan kembali membuat beberapa bentu lagi, ia menyudahi kegiatan nya ketika mendengar suara adzan.

"Khumaira, sholat dulu yuk"

Nasya mengangguk, ia melempar asal batang kayu dan membersihkan gamisnya yang sedikit terkena pasir.

"Habis sholat mau langsung pulang? "tanya Nasya

"Suka hati kamu saja, mau lanjut jalan jalan lagi juga ayo, tapi Afsya belum kamu kasih asi"

"Tenang aja, aku udah siapin kok stoknya buat nanti"

Gus Afnan mengangguk,ia mengajak Nasya pergi ke masjid yang tak jauh dari pantai.

"Aku mau ambil wudhu dulu, gih kamu juga ambil wudhu"ucap gus Afnan

"Iya"

Gus Afnan pergi ke tempat wudhu khusus lelaki,ia mulai melipat lengan bajunya sampai siku dan mulai megambil wudhu.

Setelahnya ia mengusap wajah dan rambutnya yang masih basah, ia sama sekali tak sadar bahwa ada segerombolan remaja yang menatapnya kagum.

Gus Afnan mendongak, ia sedikit terkejut melihat segerombolan remaja yang menatapnya, buru buru ia masuk ke dalam masjid sebelum masalah yang tak di inginkan terjadi.

Segerombolan remaja itu mendesah kecewa melihat gus Afnan buru buru pergi "Gagal lagi cuci mata"

...

Nasya menunggu gus Afnan di teras masjid, ia sudah selesai sholat ashar sedari tadi,cukup lama ia menunggu gus Afnan keluar dari dalam masjid tapi, lelaki itu tak kunjung keluar.

Nasya mengeluarkan ponselnya dan menyalakan data network, cukup banyak notifikasi dari beberapa grup yang ia masuki ataupun yang ia buat.

Nasya terkekeh melihat beberapa pesan yang dikirimkan anggota grupnya, ia hanya menyimak sesekali memberi tausiah lewat vidio call.

"Lama nunggunya? "

Nasya mendongak, ia mematikan ponselnya dan berdiri "Lama, ngapain didalam? "

Gus Afnan memakai sandalnya "Tadi ada yang ngajak ngobrol, maaf ya, sya mau makan? "

"Mau,kita makan nasi padang aja gimana? "

"Terserah kamu aja"

Nasya mengangguk, ia menggandeng lengan gus Afnan dan mulai mencari tempat penjual nasi Padang.

"Gus itu kenapa ramai ramai? "tanya Nasya seraya menunjuk objek yang ramai

"Tidak tahu, sudah jangan dipikirkan, itu disana ada warung nasi Padang "

Afnan Al-FariziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang